Program Susu Gratis Jadi Perbincangan Publik: Antara Kebutuhan Gizi & Pentingnya Keamanan Pangan

Program Susu Gratis Jadi Perbincangan Publik: Antara Kebutuhan Gizi & Pentingnya Keamanan Pangan
Ilustrasi. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Program Susu Gratis Paslon Capres nomor urut 02 menjadi perbincangan publik belakangan ini dan dilirik oleh negara lain untuk ikut berkompetisi.

Berbagai negara sudah mulai ancang-ancang untuk ikut berkompetisi dalam penyediaan produk susu yang dibutuhkan.

Selain negara-negara yang telah lama menjadi penyedia bahan baku dan produk susu di Indonesia seperti Eropa, Amerika, Australia dan New Zealand, santer terdengar bahwa produk dari negara seperti Tiongkok juga akan ikut menawarkan produk susu ke pasar Indonesia.

Dengan potensi makin banyaknya pemain di industri susu, sangat penting untuk memastikan keamanan produk tersebut dengan melihat jejak sejarah keamanan pangan di negara asal di mana produk tersebut diproduksi.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho meragukan kemampuan produksi susu dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

"Saya takutnya impor susu akan makin besar,” ujar Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Indef ini.

Kekhawatiran terhadap impor susu bukan tanpa sebab. Pada 2008 yang lalu, Indonesia pernah melarang impor susu yang berasal dari Tiongkok karena adanya skandal tercemarnya susu bubuk yang membahayakan kesehatan.

Duta Besar RI untuk Tiongkok saat itu, Sudrajat mengatakan hal itu dilakukan demi melindungi konsumen dari hal yang tidak diinginkan.

Program Susu Gratis Paslon Capres nomor urut 02 menjadi perbincangan publik belakangan ini dan dilirik oleh negara lain untuk ikut berkompetisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News