Proses Evakuasi KM Sinar Bangun Begitu Rumit, Semoga Sukses

Proses Evakuasi KM Sinar Bangun Begitu Rumit, Semoga Sukses
Keluarga korban melihat proses pencarian korban dan bangkai KM Sinar Bangun di Danau Toba, Minggu (24/6). Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos

Sampai kemarin, data menyebutkan bahwa yang selamat dan sudah dievakuasi sebanyak 18 orang. Sedangkan tiga korban lain yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa dengan tekanan air pada kedalaman 490 meter, tubuh manusia belum tentu mampu bertahan. Termasuk tubuh korban KM Sinar Bangun yang terjebak di dalam kapal tersebut.

Apalagi ditambah waktu yang sudah berlalu selama sepekan sejak kapal nahas tersebut tenggelam. ”Bisa hancur,” imbuhnya. Sebab, rata-rata tekanan air bertambah sebanyak satu atmosfer setiap kedalaman sepuluh meter.

Soal kompleksitas pencarian bangkai KM Sinar Bangun dengan operasi SAR lainnya, Harjo menyampaikan bahwa yang sempat menjadi kendala hanya peralatan. Sebab, Side Scan Sonar maupun Multibeam Echosounder yang dibutuhkan harus diangkut ke Danau Toba.

”Kami bawa tidak bisa dengan kontainer, menggunakan pesawat kargo,” imbuhnya. Dengan beragam alat pendukungnya, dua peralatan tersebut memang tidak mudah dipindahkan.

BACA JUGA: Beginilah Ritual Membujuk Penghuni Danau Toba

Padahal yang dipakai untuk operasi SAR di Danau Toba hanya alat portable. Bukan alat yang sudah terinstal di kapal. ”Kalau yang di kapal bisa (deteksi) sampai 6.000 meter,” kata Harjo.

Alat itu biasa dipakai di laut. Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa karakter Danau Toba mirip dengan laut-laut dalam di Indonesia. ”Laut Banda, Laut Sulawesi, itu daerah-daerah yang dalam. Serta Selat Makassar,” imbuhnya. (syn/)

Bangkai KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba sudah terdeteksi, metode evakuasi sudah mulai rancang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News