Protap Keras Diminta Ditinjau Ulang
Jumat, 22 Oktober 2010 – 08:12 WIB

Protap Keras Diminta Ditinjau Ulang
JAKARTA - Aksi penembakan menggunakan peluru tajam oleh oknum polisi untuk membubarkan aksi demontrasi ratusan mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) mendapat kecaman dari sejumlah anggota DPR. Sehingga prosedur tetap (protap) tembak di tempat diminta untuk ditinjau ulang. Saat demonstrasi memperingati satu tahun pemerintahan SBY-Boediono pada 20 Oktober lalu, polisi menerapkan protap tersebut. Mereka menembak para demonstran sehingga menyebabkan mahasiswa UBK terkena luka tembak. Menurut Andi, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman mengatakan pihaknya sama sekali tidak memerintahkan penembakan terhadap para demonstran. “Artinya petugas yang melakukan penembakan telah menerapkan protap baru tersebut,” katanya.
“Saya mengaku kecewa dengan aksi penembakan polisi terhadap mahasiswa dengan peluru tajam. Protap pencegahan aksi anarkisme yang memperbolehkan polisi menembak tanpa perintah atasan terbukti berbahaya,” kata anggota Komisi III DPR RI Andi Anzhar Cakrawijaya, kepada wartawan di gedung DPR RI, Jakarta, kemarin. (21/10/2010).
Baca Juga:
Menurut Andi, penetapan protap ini memang baik diawalnya, karena tak ingin kerusuhan Ampera terulang, tapi kalau tidak ada arahan maka polisi bisa lepas kendali di jalanan, bisa asal main tembak. “Kemarin ada mahasiswa yang ditembak dari jarak dekat itu bukti protap ini membahayakan dan membuat polisi hilang kendali. Untuk itu, protap tersebut harus ditinjau ulang untuk sempurnakan terlebih dulu sebelum diterapkan,” tegas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Baca Juga:
JAKARTA - Aksi penembakan menggunakan peluru tajam oleh oknum polisi untuk membubarkan aksi demontrasi ratusan mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK)
BERITA TERKAIT
- Kasus Pelecehan Seksual oleh Dokter AY Naik Penyidikan
- Prabowo kepada Wartawan: Bagian Saya Marah-marahi Menteri, Nah Kalian Keluar
- Hakim Menolak Permohonan Praperadilan Tersangka Korupsi PMI Palembang
- Gubernur Rudy Mas’ud Mengunjungi Kediaman Dedi Mulyadi, Ini yang Bahas
- Kepala BNN: 10 Wilayah Ini Rawan Terjadi Penyelundupan Narkoba
- Malik Nuh Jaidi: Harmoni Keluarga yang Menguatkan Langkah Bisnis