Publik Disuguhi Iklan, Bukan Debat Cawapres

Publik Disuguhi Iklan, Bukan Debat Cawapres
Foto: M Ali/JAWA POS
JAKARTA -- Sebagaimana debat capres putaran pertama, debat cawapres Selasa (23/6) malam di Jakarta juga menuai kritik masyarakat. Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuty bahkan menyebutkan, kualitas debat cawapres jauh lebih buruk dibanding dengan debat capres yang sudah berlangsung. Tema debat yakni 'Pembangunan Jati Diri Bangsa', menurut Ray, sangat tidak jelas. Debat yang dimoderatori Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Prof Komaruddin Hidayat itu sangat mengecewakan.

"Jauh lebih mengecewakan, sama sekali tidak berkembang. Isunya juga tidak jelas. Definisi jati diri bangsa tak jelas," ujar Ray Rangkuty kepada JPNN usai acara debat.  Menurut mantan Koordinator Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) itu, masyarakat bukannya disuguhi perdebatan yang menarik. Tapi, katanya, sejatinya masyarakat, terutama yang menonton lewat siaran langsung televisi, hanya dicekoki iklan-iklan komersial .

"Kita lebih banyak disuguhi iklan," cetusnya. Ray mencatat, dalam acara berdurasi dua jam itu, setidaknya ada jeda 5-7 iklan niaga. Selain itu, ada iklan kampanye capres. Iklan kampanye pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono menepati posisi terbanyak, disusul pasangan Mega-Prabowo, dan berikutnya Jusuf Kalla-Wiranto. Selain itu, masih kata Ray, terdapat satu kali iklan pilpres satu putaran sebanyak satu kali. "Iklan niaga terlalu berlebihan," ujarnya.

Ray mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara acara debat agar menjelaskan kontrak KPU dengan pihak televisi yang diberi hak siar. Bawaslu sebaiknya meninjau kontrak tersebut. "Kemana dana negara dan dana pemasukan iklan?. Lebih dari itu, bobot debat di bawah starndar debat yang dilakukan oleh pihak lain. Ini program basa-basi, dikelola setengah hati, "cetusnya. Dia mendesak agar KPU mengubah format debat untuk debat putaran berikutnya. (sam/JPNN)

JAKARTA -- Sebagaimana debat capres putaran pertama, debat cawapres Selasa (23/6) malam di Jakarta juga menuai kritik masyarakat. Direktur Eksekutif


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News