Raih Hati Rakyat, Militer Mesir Bersiasat
Minggu, 10 Juli 2011 – 15:19 WIB
"Saat tuntutan sosial memaksa mereka berpihak, militer lantas bersiasat. Akhirnya, mereka memilih mengorbankan Mubarak. Dengan demikian, militer masih mendapatkan tempat di hati rakyat," ungkap Ghezali yang keturunan Aljazair tersebut.
Baca Juga:
Masalahnya sekarang adalah tidak adanya pemimpin riil dalam pemerintahan transisi. Bahkan, tokoh oposisi yang paling menonjol pun tidak bisa disebut sebagai pemimpin.
Sejak pertama terbentuk, pemerintahan transisi Mesir hanyalah sekumpulan orang yang dipersatukan revolusi. Mereka hanya punya satu tujuan, yakni perubahan. Tetapi, mereka tidak punya agenda, apalagi program politik jelas. Ikhwanul Muslimin dan Partai Nasional Demokrat (NDP), yang sangat kental dengan rezim lama, pun tetap dibiarkan bertahan. Padahal, Pengadilan Tinggi Administrasi telah membubarkan NDP.
Belakangan, Ikhwanul Muslimin justru kian populer. Itu membuat pemerintahan transisi yang dikendalikan militer makin enggan jauh dari orang-orang NDP. Sebab, hanya parpol warisan Mubarak itulah yang mampu membendung pengaruh Ikhwanul Muslimin di masyarakat. Guna menarik simpati rakyat, pemerintahan transisi yang sedikit banyak juga melibatkan para politisi NDP pun mulai menyeriusi langkah hukum terhadap rezim Mubarak.
KAIRO - Program reformasi Mesir amat bergantung pada militer. Sebagai pemegang kendali pemerintahan transisi, militer punya tanggung jawab besar
BERITA TERKAIT
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza