Raja Tempe Maling Hati untuk Tamunya

Oleh Dahlan Iskan

Raja Tempe Maling Hati untuk Tamunya
Rustono, pembuat tempe di Jepang bersama istrinya di Kyoto. Foto: disway.id

Keramahannya itu membuat sang tamu mudah akrab. Lalu bertanya, keesokan harinya: maukah mengantar ke Borobudur.

Berapa harus membayar. Rustono mau. Bahkan menawarkan naik Willy’s-nya. Sang tamu kesenangan. Naik jip terbuka.

Menjelang Borobudur Rustono menawarkan pada tamunya: maukah melihat pedesaan. Sambil bercerita bahwa ia juga berasal dari desa.

Sang tamu mau saja. Bahkan suka. Lalu ditawarinya maukah minum air kelapa muda. Sambil menjelaskan bagaimana cara minum air kelapa muda. Yang belum pernah dialaminya.

Sampai di rumah temannya itu Rustono menghentikan Willy’s-nya di bawah pohon kelapa. Lalu Rustono sendiri yang memanjat pohon tinggi itu. Mengambil kelapanya. Memangkas sabutnya. Mengajari cara meminumnya. Langsung dari lubang batoknya.

Sang tamu sangat terkesan atas perhatian Rustono. Sampai memanjat pohon kelapa. Yang begitu tingginya.

Besok malamnya sang tamu minta diantar ke Prambanan. Melihat sendratari. Besoknya lagi minta diantarkan ke pantai: Parangtritis. Waktunya minta pas senja tiba.

Saat itulah mereka berdua berjalan di pantai. Yang airnya tersapu warna merah. Terkena sinar dari ufuk yang masih tersisa.

Rustono bekerja di Hotel Sahid Jogja. Dia selalu mimpi: meningkatkan derajatnya. Bisa kawin dengan salah satu tamunya. Atau anak tamu hotelnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News