Ratusan Aktivis Peringati Peristiwa Malari 1974
"Misalnya, wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, itu saya kira merusak demokrasi," ujar Bursah yang memimpin peringatan Malari kali ini.
Pandangan senada dikemukakan Hariman Siregar.
Dia juga merasa aneh dengan mengemukanya wacana masa jabatan presiden diperpanjang tiga periode dan wacana tunda pemilu.
Menurutnya, wacana tunda pemilu makin aneh, ketika kemudian alasan yang dikemukakan tidak ada uang.
"Ya, kalau enggak ada uang kenapa malah bangun ibu kota negara (IKN) baru," katanya.
Sementara itu akademisi Sidratahta Mukhtar menilai wacana perpanjangan masa jabatan presiden merupakan ancaman dalam konsolidasi demokrasi.
Dia menilai setiap presiden seharusnya mendorong demokrasi menjadi lebih baik, seperti yang pernah dilakukan Habibie dan Gus Dur.
Pakar hukum pidana Universitas Indonesia (UI) Chudry Sitompul dalam kesempatan yang sama mengingatkan bahwa pemimpin Jerman Adolf Hitler juga dipilih secara demokratis.
Ratusan aktivis memperingati peristiwa Malari 1974, mengingatkan pentingnya mempertahankan demokrasi.
- APDI: Membuka Kotak Pandora SIREKAP Sebagai Saksi Bisu Kejahatan Pilpres 2024
- Oposisi Dalam Demokrasi Pancasila
- Sidang PHPU Panas Lagi, Refly Harun Tanya Sumber Dana Perusahaan Qodari
- Hujan Interupsi di Sidang PHPU, Ahli Pihak Prabowo Memicu Kontroversi
- Gugat Hasil Pemilu meski Suara Jomplang, Ganjar-Mahfud Ingin Menyelamatkan Demokrasi
- Din dan Jumhur Pimpin Aksi Tuntut DPR Gunakan Hak Angket