Regulasi Longgar, Jalankan Usaha Masih di Tempat Tinggal
”Tiga gedung perkantoran menambah suplai 72.821 meter persegi pada semester kedua tahun ini. Sementara itu, suplai pada 2017–2018 bisa mencatatkan tambahan 238.592 meter persegi,” katanya.
Industri yang bergerak di bidang infrastruktur, termasuk pembangunan jalan dan pembangkit listrik, bisa menjadi tenant utama di gedung-gedung perkantoran.
Kemudian, ditunjang sektor industri asuransi, perbankan, dan sektor keuangan terkait.
”Kami memperkirakan ada peningkatan penyerapan pada 2016. Antara lain, komitmen tenant terhadap pengoperasian gedung perkantoran baru dan kecenderungan para pengusaha di Jakarta melakukan ekspansi usaha ke Surabaya. Sekarang harga sewa dan service charge cenderung stabil,” urainya.
Sementara itu, tingkat okupansi pada 2010–2015 tumbuh moderat. Hanya, pertumbuhan okupansi perkantoran yang baru beroperasi turun menjadi 81,1 persen.
Di sisi lain, rata-rata okupansi gedung perkantoran mencapai 80 persen. Tahun lalu okupansi sempat turun.
Apalagi, beroperasinya perkantoran baru membuat okupansi turun sembilan persen.
Sementara itu, pada semester pertama tahun ini, rata-rata service charge dikenakan Rp 69 ribu per meter persegi.
SURABAYA - Proyek perkantoran di Surabaya menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus. Namun, banyak usaha di Kota Pahlawan yang masih dijalankan
- Ralali Food Venture Rilis Makanan Tanpa Pengawet yang Bisa Bertahan Setahun
- Berburu Keping Oreo Pokemon Mew, Hadiahnya Traveling ke Jepang
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel