RMBA Fokus Pasar Domestik

RMBA Fokus Pasar Domestik
RMBA Fokus Pasar Domestik
Menurut Christoph, pihaknya dihadapkan pada sejumlah problem bisnis yang mesti disikapi secara elegan. Persoalan itu macam Keputusan Menteri Keuangan No 191/PMK.04/2010 (PMK 191) yang diterbitkan November 2010. Merujuk keputusan itu, memaksa perseroan menggabungkan anak-anak perusahaan ke dalam satu manajemen untuk penghitungan bea cukai. Keputusan itu efektif berlaku pada 23 November 2012. ”Keputusan Menkeu itu soal perubahan struktur cukai dalam hal volume produksi dan tariff,” ucapnya.

Di samping itu ketersediaan bahan baku juga tidak bisa dianggap enteng. Kondisi cuaca yang tidak menentu bisa mengancam dan membatasi ketersediaan tembakau dan cengkeh. Kalau persoalan itu dibiarkan akan berakibat pada ketidakpastian harga. Pelanggaran hak atas kekayaan intelektual atas merek yang dimiliki perseroan bisa saja diserobot pihak lain. ”Problem-problem ini menjadi konsen kami dalam menatap pasar domestik,” imbuhnya.

Perseroan membagi dividen Rp 188,2 miliar atau 86 persen dari laba tahun buku 2010 dikisaran Rp 218,621 miliar. Dividen final yang digelontorkan pada 20 Juli 2011 itu setara dengan Rp 26 per lembar saham. Laba ditahan sekitar Rp 30,4 miliar, alokasi untuk remunerasi dewan Komisaris senilai Rp 846,55 juta. Laba bersih yang dibukukan itu tergolong luar biasa mengingat sepanjang 2009, perseroan didera rugi Rp 147,94 miliar. Laba disumbang pendapatan bersih Rp 8,904 triliun. Pendapatan naik dari periode yang sama 2009, Rp 7,255 triliun. (far)

JAKARTA - PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) berniat menggenjot pasar domestik. Fokus utama itu sejalan dengan meningkatnya konstelasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News