Rusia Mengaku Ingin Damai, tetapi Ukraina Malah Mengultimatum

Rusia Mengaku Ingin Damai, tetapi Ukraina Malah Mengultimatum
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin pada Rabu mengatakan tidak ada tanda-tanda Ukraina siap menggelar pembicaraan damai. Sebaliknya,Kiev justru mengeluarkan ultimatum perang. Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

Galuzin menyayangkan janji-janji selama pemilihan umum berubah menjadi slogan kosong dan kebohongan. Volodymyr Zelenskyy selama kurang dari tiga tahun menuruti saran Washington dan membuat Ukraina berada dalam konflik bersenjata melawan Rusia.

Saat ditanya mengenai kerjasama Rusia dengan Belarus, Galuzin mengatakan Belarus memahami kekhawatiran Rusia dan mengerahkan segala cara untuk mengorganisir pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Dia menambahkan bahwa sanksi atas Rusia dan Belarus telah mempererat hubungan kedua negara.

“Angkatan bersenjata Belarus tidak turut langsung dalam operasi khusus, tetapi kemampuan bertempur mereka, didukung oleh kontingen pasukan gabungan Rusia-Belarus di wilayah republik itu, adalah kekuatan penangkal yang serius bagi rezim Ukraina,” tandas Galuzin.

Dia mengungkapkan bahwa latihan militer bersama Rusia-Belarus digelar agar kedua negara siaga menangkal potensi serangan ketika kondisi situasi geopolitik menjadi rumit dan adanya negara tetangga yang bermusuhan. (ant/dil/jpnn)

Rusia dan Ukraina sebelumnya telah mengadakan sejumlah pembicaraan dan menyetujui draf perjanjian perdamaian


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News