Rusia Mengaku Ingin Damai, tetapi Ukraina Malah Mengultimatum
Galuzin menyayangkan janji-janji selama pemilihan umum berubah menjadi slogan kosong dan kebohongan. Volodymyr Zelenskyy selama kurang dari tiga tahun menuruti saran Washington dan membuat Ukraina berada dalam konflik bersenjata melawan Rusia.
Saat ditanya mengenai kerjasama Rusia dengan Belarus, Galuzin mengatakan Belarus memahami kekhawatiran Rusia dan mengerahkan segala cara untuk mengorganisir pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.
Dia menambahkan bahwa sanksi atas Rusia dan Belarus telah mempererat hubungan kedua negara.
“Angkatan bersenjata Belarus tidak turut langsung dalam operasi khusus, tetapi kemampuan bertempur mereka, didukung oleh kontingen pasukan gabungan Rusia-Belarus di wilayah republik itu, adalah kekuatan penangkal yang serius bagi rezim Ukraina,” tandas Galuzin.
Dia mengungkapkan bahwa latihan militer bersama Rusia-Belarus digelar agar kedua negara siaga menangkal potensi serangan ketika kondisi situasi geopolitik menjadi rumit dan adanya negara tetangga yang bermusuhan. (ant/dil/jpnn)
Rusia dan Ukraina sebelumnya telah mengadakan sejumlah pembicaraan dan menyetujui draf perjanjian perdamaian
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Joe Biden Larang Impor Uranium, Rusia Yakin Amerika Bakal Rugi Sendiri
- 70 Tahun Kerja Sama Ukraina-UNESCO, Kesedihan & Keberanian Melindungi Budaya
- Gegara Puluhan Ribu Video, Rusia Ancam Google - YouTube
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- 33 Ribu Pasukan NATO Siaga di Dekat Perbatasan Rusia