Saatnya Cerita Rakyat Mendunia

Saatnya Cerita Rakyat Mendunia
Pelajar SMP dan SMA mementaskan legenda malin kundang. FOTO: Mesya/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Cerita rakyat yang menjadi salah satu budaya Indonesia masih kurang menarik bagi insan perfilman. Padahal, banyak di antara cerita rakyat tersebut telah menjadi legenda.

Anak-anak dan generasi muda pun lebih tertarik dengan tokoh pahlawan dari luar negeri. Sebut saja Pahlawan Amerika, Zorro, Super Man, Batman, Wonder Woman, Spider Man, Winnetou, dan lainnya.

"Sayang sekali kalau anak-anak lebih bangga dengan tokoh luar negeri. Padahal di Indonesia memiliki banyak cerita rakyat yang ada tokoh panutannya seperti Gajah Mada, Sangkuriang, Raden Kian Santang, dan lainnya," kata Direktur Global Sevilla School Robertus Budi Setiono di sela-sela pergelaran drama teater bertajuk Malin Kundang di Gedung Perfilman H Usmar Ismail, Sabtu (18/2) malam.

Sebagai sekolah SPK, lanjutnya, pengenalan budaya asli Indonesia seperti cerita rakyat menjadi prioritas utama. Dengan demikian para siswa akan semakin mengenal cerita rakyat yang sarat dengan moral untuk membentuk karakter baik.

"Saya selalu ingatkan para guru, meski mengajakan kurikulum internasional, budaya Indonesia wajib dikenalkan. Prinsip kami siswa diberi pandangan seluas dunia tapi beri hati mereka seluas Indonesia," terangnya.

Terkait dengan industri film, Robertus menyarankan para sineas untuk menggarap cerita rakyat menjadi film kolosal yang bisa mendunia. Hal ini sejalan dengan permintaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, agar industri film nasional harus mengutamakan kearifan lokal.

"Cerita rakyat yang dijadikan film kolosal sangat jarang. Yang mengangkat justru drama, sinetron, atau pun teater. Padahal bila cerita rakyat seperti Malin Kundang, Sangkuriang, dan lainnya dijadikan film kolosal, kelasnya bisa mendunia," tandasnya.(esy/jpnn)


Cerita rakyat yang menjadi salah satu budaya Indonesia masih kurang menarik bagi insan perfilman. Padahal, banyak di antara cerita rakyat tersebut


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News