Saatnya Media dan Praktisi Humas Bersatu

Saatnya Media dan Praktisi Humas Bersatu
Webinar Media LABS bertajuk Quo Vadis Jurnalisme Vs Korporasi di Era Digital. Foto tangkapan layar

“Bila ada 1 berita negatif berarti rekening kita terdebet 1 poin, nah, kita harus kasih 9 berita positif, sehingga buku tabungannya masih ada kredit plus 9,” ujar Communication & Community Development Group Head Jasa Marga ini.

Keresahan terhadap perkembangan teknologi digital yang mengarah ke hal yang negatif juga dirasakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

“Karena itu kami selalu berusaha me-leverage kemampuan teman-teman anggota AMSI. Bukan hanya dari sisi kode etik jurnalistik, tapi juga dari sisi bisnis, agar mereka tidak terlalu tergantung dengan iklan-iklan pemda,” ujar Ketua AMSI Jakarta dan Pemred Validnews.id Erik Somba.

Agus Sudibyo dari Dewan Pers juga mengingatkan pihak korporasi agar tidak melihat algoritma sebagai patokan untuk beriklan.

Sementara itu, Ketua Umum Perhumas Indonesia, Agung Laksamana menggugah supaya para praktisi humas di kondisi seperti sekarang memiliki sense of criris melakukan personalisasi.

“Staf humas harus pintar melihat siapa target audience/media dari pesan yang mau disampaikan dengan kata lain pesan itu harus personalized. Dengan begitu, komunikasinya menjadi efekftif dan impactful," kata Agung yang kini menjabat sebagai EVP External Affairs and Govrel Freeport Indonesia.(chi/jpnn)

Pemerintah saat ini sedang melakukan tranformasi digital agar terjadi pemerataan akses di seluruh Indonesia.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News