Sakit Kepala, Ditanya Harga Rumah Tipe 21

Sakit Kepala, Ditanya Harga Rumah Tipe 21
Sakit Kepala, Ditanya Harga Rumah Tipe 21
Banyak yang salah persepsi terhadap perusahaan konstruksi dan investasi, PT PP (Persero). Ini gara-gara dulu namanya popular dengan sebutan PT Pembangunan Perumahan.

jpnn.com - Akibatnya, di mata publik, dikira developer yang membangun rumah. Padahal, PP adalah satu di antara tiga BUMN terbesar dan tersehat di bidang konstruksi.

“DI pesawat lho, saya pernah ditanya orang, harga rumah Tipe 21 itu berapa ya?” kelakar Bambang Triwibowo, President Director PT PP (Persero) Tbk, mengawali perbincangan di redaksi INDOPOS, Gedung Graha Pena, Jalan Kebayoran Lama 12, Jaksel, kemarin.

Pria asal Purwokerto yang sudah tak lagi berdialek ngapak-ngapak itu ditemani Tumiyana, Director, Trisna Sutisna, Head of Accounting Division, dan Betty Ariana, Corporate Secretary. Bambang pun “sakit kepala” dan tidak bisa menjawab pertanyaan yang mengagetkan itu.

Yang mengherankan, mengapa orang itu tidak tahu PP? Perusahaan yang sudah mengantungi puluhan penghargaan di bidang konstruksi? Termasuk the best marketing communication? Pelopor dan brand yang paling kuat di bidang green building? Perusahaan yang besar di high rise building? Gedung pencakar langit, mal, apartmen, hotel, gedung perkantoran, jembatan, pelabuhan, jalan tol, bendungan, sampai pembangkit listrik? Bahkan sudah menembus ke sektor energi? Dengan masuk ke bisnis power plant (pembangkit listrik)?

Selain yang sudah dia kerjakan pembangkit di Muara Karang-Jakarta, Suralaya Jawa Barat, Tambak Lorok-Semarang, PLTA Asahan-Sumut, PLTA Saguling-Jawa Barat, Belawan-Sumatera Utara? Projek besar lain seperti pelabuhan laut juga banyak yang digarap. Seperti Nusantara Fishing Port Phase II-Jabar, Pelabuhan Kontainer Tanjung Emas Semarang, Pelabuhan Nelayan Nusa Penida-Bali, Pelabuhan Lhokseumawe- Aceh,Pelabuhan Nelayan Muara Baru-Jakarta Utara, Pelabuhan Sadeng-Jogjakarta, Bajoe Kolaka-Sulsel, Pemecah ombak di Cilacap-Jateng, Wharf Bojanegara Serang-Banten dan Jakarta, Pertamina Oil Wharf Bandar Lampung, dan Tanjung Perak Inter Island Container Wharf-Surabaya.

Bukan hanya itu, masih banyak proyek raksasa lain seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran yang sukses dibangunnya. “Lha kalau ditanya Rumah Tipe 21, ya sudah pasti nggak bisa jawab saya, haha..” kata Bambang yang ke mana saja stick golf-nya tersimpan di bagasi belakang Camry hitamnya. Dia juga menjelaskan, PP adalah perusahaan yang legendaris dan pernah membangun gedung-gedung bersejarah. Seperti Hotel Indonesia –yang kini menjadi Kempinsky—di Bundaran Sudirman- Thamrin Jakarta.

“Dulu HI adalah hotel terbesar dan tertinggi di Indonesia. Bangunan bertingkat pertama di Jalan Sudirman-Thamrin,” kenangnya, yang saat ini mungkin menjadi bangunan terpendek di sekeliling kawasan itu. Selain HI, PP juga pernah membangun Sanur Beach Hotel-Bali, Samudera Beach Hotel-Pelabuhan Ratu dan Ambarukmo Hotel Jogjakarta. Semua legendaris, semua punya sejarah sejak berdiri pada 1953. “Memang dulu tahuntahun awal itu sebagai pengembang rumah. Tetapi perkembangan sekarang sudah jauh melompat menjadi perusahaan konstruksi yang modern dan terbuka,” paparnya. (dk/bersambung)


Banyak yang salah persepsi terhadap perusahaan konstruksi dan investasi, PT PP (Persero). Ini gara-gara dulu namanya popular dengan sebutan PT Pembangunan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News