Salam Karma

Oleh: Dahlan Iskan

Salam Karma
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di dalam Central Park polisi justru menemukan Meili yang tergeletak. Terkulai. Pingsan. Sampai tiga hari kemudian belum tahu kalau yang pingsan itu bernama Meili.

Peristiwa ini sangat menarik perhatian: Central Park, gadis 28 tahun diperkosa, segerombolan remaja kulit hitam, pingsan belum siuman pun setelah 10 hari, luka-luka di sekujur badan, kepala retak.

Media mem-blow up habis-habisan. Karena melibatkan anak di bawah umur dan pemerkosaan, media membuat istilah sendiri untuk peristiwa itu: Kegilaan Central Park Lima.

Polisi lantas melakukan serangkaian penangkapan. Sekitar 20 remaja diciduk. Akhirnya ditetapkan: lima anak sebagai pelaku Kegilaan Central Park Lima.

Satu di antara lima itu mengaku berumur 16 tahun. Namanya Yusef Salam. Dengan pengakuan itu Salam dianggap sudah dewasa. Ia pun ditahan di rumah tahanan umum. Sedang lainnya ditahan di tempat pendidikan anak.

Salam ternyata berumur 15 tahun juga. Mungkin awalnya ia kurang peduli dengan umur. Tetapi itu sangat merugikan dirinya.

''Salam pernah berbohong''. Ini menjadi salah satu kelemahannya dalam proses sidang berikutnya.

Peristiwa ini tidak hanya dramatis, tetapi juga sensitif. Teknologi juga belum begitu maju. Terutama teknologi DNA. Masalah ras, masalah agama, masalah keamanan dan kesenjangan campur jadi satu.

Maka lanjutan serial Safari Ramadan pun kalah dengan artikel ini. Ia tidak akan lupa Donald Trump. Peristiwanya sendiri sudah berlalu hampir 35 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News