Sambut 2021, BNI Perkuat Fundamental dan Gulirkan Transformasi

Sambut 2021, BNI Perkuat Fundamental dan Gulirkan Transformasi
Dari kiri ke kanan: Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, dan Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir pada Public Expose BNI Tahun 2020 di Jakarta, Jumat (29/1). Pada 2020, BNI mencatatkan laba bersih Rp 3,3 triliun. Foto: BNI.

"Pada akhir 2020, DPK tumbuh 10,6 persen YoY menjadi Rp 679,5 triliun," ungkap Novita.

Strategi perseroan untuk terus fokus pada peningkatan dana murah tercermin dari rasio CASA pada akhir Desember 2020 yang berada di level 68,4 persen atau meningkat 160 bps secara YoY.

Upaya perseroan dalam peningkatan CASA berhasil menekan biaya dana pihak ketiga.

Dampak positif dari penurunan biaya dana pihak ketiga ini diteruskan oleh bank kepada nasabah dalam bentuk penurunan suku bunga kredit.

Program Restrukturisasi Kredit

BNI menjadi salah satu bank yang aktif mendukung upaya-upaya pemerintah menekan dampak pandemi Covid-19, mulai dari restrukturisasi kredit hingga program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

BNI telah membukukan pinjaman yang direstrukturisasi dengan stimulus Covid-19 Rp 102,4 triliun atau 18,6 persen dari total pinjaman.

Berdasar segmen bisnis, restrukturisasi kredit diberikan kepada korporasi Rp 44,2 triliun, menengah Rp 21 triliun, kecil Rp 28 triliun, dan konsumer Rp 9,2 triliun.

Sebagian besar debitur yang mendapatkan fasilitas restrukturisasi pinjaman berasal dari sektor manufaktur 27,0 persen atau sekitar Rp 27,6 triliun.

Pada 2020, BNI mencatatkan laba bersih Rp 3,3 triliun disertai dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio berada pada level 182,4 persen lebih besar dibandingkan 2019 yang sebesar 133,5 persen

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News