Sampah Popok Cemari Sungai Brantas, Ikan jadi Berkelamin Ganda

Sampah Popok Cemari Sungai Brantas, Ikan jadi Berkelamin Ganda
Sampah popok bayi sekali pakai cemari Sungai Brantas. Foto: RIANA SETIAWAN/JAWA POS

BACA JUGA: Kisah Carol Samola, Awalnya Terkejut saat Dikasih Tahu Anaknya Autis

Tulisannya macam-macam. Di antaranya, ”Bebaskan Kali Brantas dari Sampah Popok”, ”80% Ikan Brantas Makan Popok”, ”Sungai Brantas Bahan Baku Air Minum”, hingga ”#2019 Ganti Popok”.

”Ini adalah kampanye. Kami berharap persoalan sampah popok ditangani dengan baik,” kata Prigi.

Menurut dia, Sungai Brantas berikut anak sungainya penuh popok bekas. Levelnya sudah darurat. Mulai hulu sampai hilir, kualitas air cenderung tercemar. Itu tidak terlepas dari perilaku warga yang dengan gampang membuang sampah popok ke sungai.

Berdasar data BPS 2016, ada sedikitnya 750 ribu bayi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Brantas. Bisa jadi lebih. Jumlah tersebut tersebar di sembilan daerah yang dilintasi aliran Sungai Brantas.

Mulai Kabupatan Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, hingga Kota Surabaya.

Jika rata-rata bayi menggunakan 4–9 lembar popok sekali pakai per hari, sampah popok 3 juta sampai 6,7 juta lembar. Nah, jika 50 persen saja dari jumlah itu buang sampah popok ke sungai, jumlah limbah popok sekali pakai minimal 1,5 juta lembar per hari.

”Memang tidak ada angka yang spesifik. Tapi, berdasar observasi kami di lapangan, rata-rata buang sampah popok ke sungai. Hanya sebagian kecil yang buang di tempat sampah,” tutur Prigi.

Sampah popok sekali pakai membanjiri Sungai Brantas, dari hulu hingga hilir, dampaknya ikan berkelamin ganda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News