Sampah Popok Cemari Sungai Brantas, Ikan jadi Berkelamin Ganda

Sampah Popok Cemari Sungai Brantas, Ikan jadi Berkelamin Ganda
Sampah popok bayi sekali pakai cemari Sungai Brantas. Foto: RIANA SETIAWAN/JAWA POS

Dia bilang, pemerintah jangan sampai membiarkan perilaku yang merusak sungai tersebut. Itu sama dengan mencemari dan meracuni air sungai. Brantas adalah sumber kehidupan masyarakat. Khususnya yang bermukim di DAS Brantas.

”Ini sama dengan penistaan terhadap sungai. Pemerintah jangan sampai membiarkan keadaan ini terus terjadi,” papar peraih magister biologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.

Prigi mengatakan, problem sampah popok tidak melulu di Brantas. Sampah popok juga menjadi persoalan sungai-sungai besar di Pulau Jawa. Limbah popok juga ditemukan di Bengawan Solo dan Sungai Citarum.

Khusus di Jatim, sebagian ibu buang popok bayi ke sungai karena masih percaya mitos bahwa bayi yang sampah popoknya dibakar atau dibuang ke tempat sampah akan mengalami suleten. Semacam ruam dan iritasi di pangkal paha atau pantat si bayi. ”Padahal, itu cuma mitos yang tidak pasti kebenarannya,” imbuh dia.

***

Apa dampak limbah popok bagi lingkungan? Peneliti senior Ecoton Daru Setyorini menyampaikan, popok sekali pakai mengandung senyawa kimia yang disebut superabsorbent polymer (SAP).

Senyawa itu berbahaya bagi lingkungan. Terutama bagi biota sungai seperti ikan. Popok juga termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). ”Limbah jenis itu tidak bisa dicampur dengan sampah lain,” jelas Daru.

Dari hasil observasi Ecoton, banyak ikan Sungai Brantas di daerah hilir seperti Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya yang mengalami interseks. Ditemukan dua jenis kelamin pada ikan. Sebab, ikan mengonsumsi limbah popok.

Sampah popok sekali pakai membanjiri Sungai Brantas, dari hulu hingga hilir, dampaknya ikan berkelamin ganda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News