Saran bagi Wirausahawan yang Ingin Sukses Seperti Bos Go-Jek
Padahal, ekosistem tersebut penting bagi pelaku start-up untuk mendapatkan mentoring dan networking.
”Pelaku usaha perlu dibimbing untuk belajar bagaimana menganalisis variabel cost, potensi market, dan hal fundamental lainnya,” jelas Helmy.
Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, baru tercatat sekitar dua persen pelaku start-up lokal dari total keseluruhan populasi masyarakat Indonesia.
Kalangan akademisi menegaskan bahwa program penumbuhan wirausahawan perlu dibarengi dengan aktivitas pembinaan. Bahkan sampai bisnisnya sudah berjalan.
”Generasi sekarang terbiasa dengan aktivitas clicking melihat segala sesuatu hanya dari permukaan, termasuk dalam hal bisnis. Pengetahuan akan strukturnya kurang mendalam sehingga proses mentoring itu sangat penting dan tak boleh terputus,” ujar dosen akuntansi Universitas Indonesia sekaligus CEO Highscope Indonesia Antarina S.F. Amir.
Menurut Antarina, mentoring serta networking menjadi hal penting. Sebab, dari situ pelaku bisnis start-up bisa mendapatkan pandangan dan informasi peluang yang lebih banyak.
”Menjalankan usaha bisnis adalah proses yang harus diakhiri dengan pengambilan keputusan. Jadi, pelaku bisnis perlu mendapatkan banyak pandangan, terutama dari orang yang lebih berpengalaman di bidangnya,” tutur Antarina.
Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa jumlah wirausaha baru perlu ditingkatkan.
Pemerintah bertekad melahirkan 20 ribu wirausahawan baru hingga akhir 2019 mendatang.
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar
- Stanford Seed Resmi Lebarkan Sayap di Indonesia
- Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai Bertabur Artis
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024
- Heboh Aturan Seragam Sekolah Baru, Disdik Jakarta Bilang Begini