Sarkem Tetap Buka, Ini Foto Para Mbaknya

Sarkem Tetap Buka, Ini Foto Para Mbaknya
Para pekerja seks komersial (PSK) Pasar Kembang saat menghadiri pertemuan di Balai RW 03 Sosromenduran, Jogja, Senin (14/3). Foto: Setiaky/Radar Jogja/JPG

jpnn.com - JOGJA – Wacana tentang penutupan Pasar Kembang di Koga Jogja membuat khawatir orang-orang yang menggantungkan hidup di lokalisasi liar itu. Mereka pun dengan tegas menolak rencana penutupan kawasan prostitusi yang lebih beken dengan sebutan Sarkem itu.

Sebelumnya, pada Senin (14/3) lalu pihak Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedong Tengen bertemu dengan warga Sarkem. Menurut Lurah Sosromenduran, Bambang Endro Wibowo, pihaknya hingga kini belum pernah diajak berkoordinasi soal penutupan Sarkem.

Menurutnya, kelurahan sebagai institusi pemerintahan di tingkat paling bawah seharusnya sudah diajak berkoordinasi jika memang benar Pemerintah Kota Jogja hendak menutup Sarkem. ”Sampai detik ini belum ada perintah, informasi, termasuk diajak berkoordinasi,” ujarnya seperti dikutip Radar Jogja (Jawa Pos Group).

Sedangkan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jogja Kaswanto mengatakan, dirinya telah berkoordinasi dengan Kepala Dinsosnakertrans Kota Jogja Hadi Muchtar. Hasilnya, Sarkem tidak termasuk lokalisasi yang akan ditutup.

Menurutnya, Sarkem bukanlah  lokalisasi. ”Sarkem kan bukan Sanggrahan atau Mrican  yang dulu jadi lokalisasi milik pemerintah daerah,” ungkapnya.

Kaswanto menegaskan, penutupan lokalisasi tidak menyelesaikan persoalan prostitusi. Dia lantas mencontohkan eks lokalisasi Sanggrahan yang secara resmi sudah ditutup namun masih saja ada pekerja seks komersial (PSK) yang mangkal.

”Dua minggu sekali kami masih ngider (mengedarkan, red) kondom ke sana, masih ada 200-an PSK di sekitar Sanggrahan,” tuturnya.(pra/laz/ong/JPG/ara/JPNN)

 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News