Sawit Indonesia Masih Mendominasi Pasokan Minyak Nabati Global Tahun Depan

Sawit Indonesia Masih Mendominasi Pasokan Minyak Nabati Global Tahun Depan
Harga sawit provinsi Jambi kembali naik untuk periode 11-17 November 2022. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

“Contohnya regulasi larangan ekspor CPO dan turunannya pada 28 April 2022, menyebabkan berbagai dampak seperti turunnya harga CPO dunia, kekurangan supply CPO global, dan kelebihan supply CPO domestik,” kata Telisa kepada wartawan, di kesempatan terpisah.

Bagi Indonesia, industri sawit memiliki peran penting. Sejauh ini produksi kelapa sawit berkontribusi sebesar 82% dari total produksi tanaman perkebunan, sehingga share-nya terhadap PDB tanaman perkebunan cukup besar. PDB tanaman perkebunan di Q2-2022 tumbuh 0,27% (yoy).

Industri kelapa sawit juga melibatkan tenaga kerja dalam jumlah besar. Pada 2021 saja, menurut BPS terdapat 2.892 perusahaan perkebunan besar kelapa sawit.

Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan perkebunan lainnya, termasuk perusahaan perkebunan karet yang mencapai 324 perusahaan.

“Sebab proses pengolahan kelapa sawit membutuhkan proses yang panjang, sehingga banyak tenaga kerja terlibat pada industri tersebut. Selain itu, buruh tani dan pekerja lepas juga sangat terdampak,” ujarnya.

Merujuk pada data Kementerian Pertanian (2019), jumlah petani yang terlibat di kelapa sawit sebanyak 2.673.810 orang.

Jumlah tenaga kerja yang bekerja di perkebunan kelapa sawit sebanyak 4.425.647 pekerja.

Oleh karena itu, Telisa berharap, tren positif industri kelapa sawit bisa tetap terjaga. Bila industri sawit runtuh, maka akan memicu gelombang PHK yang besar.

Saat ini produktivitas sawit sebagai minyak nabati belum bisa digantikan dari jenis tanaman lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News