SBY Akhiri Tinjau Latgab TNI

SBY Akhiri Tinjau Latgab TNI
Salah satu aksi dalam latihan gabungan TNI. Foto: Thomas/KP

jpnn.com - SENGATA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninggalkan KRI Dr Soeharso-990 setelah menyaksikan puncak Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2008 kemarin (16/6) siang Wita. Kapal tempur yang mengangkut rombongan presiden merapat di dermaga Pelabuhan Khusus PT Badak LNG di Bontang, Kaltim.

Sebelumnya, pada jumpa pers di geladak KRI Dr Soeharso-990, SBY menyampaikan apresiasi kepada TNI yang telah melaksanakan Latgab secara aman dan tepat sasaran. ”Yang terpenting dari kegiatan Latgab ini adalah terlaksana dengan aman dan tepat sasaran, sesuai tujuan Latgab yang telah ditetapkan,” katanya. Pelaksanaan Latgab, lanjut SBY, merupakan salah bentuk pertanggungjawaban TNI kepada publik setelah 10 tahun mereformasi diri.
Kaltim Post (Grup Jawa Pos) melaporkan, Latgab TNI 2008 yang bersandikan "Yudha Siaga" diadakan di empat titik strategis. Yakni, Sub Gladi Lapang Natuna, Batam (Kepulauan Riau), Singkawang (Kalimantan Barat), dan Sengata (Kalimantan Timur). Latgab itu juga melibatkan 30.570 personel dari ketiga angkatan TNI.

Latgab TNI 2008 dilakukan kembali setelah Latgab 1996 alias 12 tahun lalu. Alasannya, dalam rentang 12 tahun tidak ada Latgab TNI karena keterbatasan anggaran. Biaya Latgab TNI 2008 senilai Rp 50 miliar sebagian besar dari anggaran 2007.

Mengenai anggaran TNI, presiden berjanji terus meningkatkannya sesuai pertumbuhan dan pendapatan negara. ”Untuk 2005 jumlahnya Rp 23 triliun. Tahun ini Rp 38 triliun. Tahun 2009, kita masih menghitungnya bersama DPR,” jelasnya.

SBY menegaskan, pemerintah akan selektif dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI dari luar negeri. ”Sesuai prinsip dasarnya, selama sistem peralatan dan senjata TNI dapat diproduksi industri-industri strategis kita, wajib hukumnya untuk menggunakan produksi dalam negeri,” katanya.
Penegasan itu diungkapkan kepala negara menanggapi kemungkinan RI membeli peluru kendali C-802 dari China yang telah diuji coba TNI-AL. Presiden menegaskan, pengadaan sistem dan peralatan senjata TNI dari luar negeri hanya dilakukan jika sistem dan peralatan dimaksud benar-benar belum dapat diproduksi di dalam negeri. ”Kita telah belajar dari pengalaman, di mana kita diembargo dalam rentang waktu panjang sehingga tingkat kesiapan operasional TNI menjadi sangat menurun,” katanya.
Dalam aksi tempur laut di Sangatta, Kalimantan Timur, ditampilkan kemampuan rudal C-802 dari KRI Layang-805. Rudal itu melesat dengan sudut 30 derajat dengan ketinggian 20 meter dan kecepatan 800 kilometer per jam. Pada ketinggian 20 meter rudal melintas mendatar di atas permukaan laut. Pada jarak lima kilometer dari sasaran, rudal menukik, melintas datar pada permukaan laut, dan langsung menghantam sasaran. (zom/ya/jpnn/kim)

Berita Selanjutnya:
Eks Kantor DPRD Dibom

SENGATA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninggalkan KRI Dr Soeharso-990 setelah menyaksikan puncak Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2008 kemarin


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News