Secara Geopolitik, Memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Berbahaya

Secara Geopolitik, Memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Berbahaya
Hendrajit saat berbicara dalam seminar "Menyoal Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara" di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/9). Foto: M Fathra/JPNN

Hendrajit juga memandang persoalan ibu kota negara ini paralel dengan masalah-masalah sebelumnya terkait proyek-proyek ekonomi. Tetapi tidak mengintegrasikan antara ekonomi, geografi dan strategi.

Masalahnya hampir sama ketika Indonesia bekerjasama dengan Tiongkok dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung di Sulawesi Utara. Hanya karena ratusan triliun, kata Hendrajit, para elite bangsa ini membayangkan Bitung sebagai proyek ekonomi, peluang bisnis. Sebaliknya, mereka tidak berpikir secara wawasan geopolitik dalam hal ini Tiongkok, yang menawarkan ratusan triliun.

Bahkan di penghujung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lanjutnya, Tiongkok menyatakan siap membanjiri Indonesia dengan investasi dan hibah, namun mereka meminta satu saja kawasan ekonomi khusus (KEK) dan yang diminta adalah Bitung.

"Para elite tidak berpikir, kenapa dia (Tiongkok) minta Bitung. Apa ada kekayaan alam di situ? Tidak terlalu, tetapi lokasi geografis, dari Bitung itu, adalah jalur Indonesia timur ke Asia Pasific, jadi itu pintu gerbang," tegas Hendrajit.

Maka, dengan dua tiga ratus triliun, sebagian wilayah Indonesia dicaplok oleh Tiongkok dalam konteks sebagai investor, mereka mengendalikan pengamaman maritim di Bitung. "Untuk apa? Untuk mengimbangi secara nonmiliter terhadap dominasi Amerika yang sudah cukup solid secara militer," jelas Hendrajit.

Lantas apa kaitannya dengan Kalimantan? Secara umum, Hendrajit menyatakan jika para elite entah tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa Kalimantan dikelilingi Laut Tiongkok Selatan di bagian barat dan utara. Di sini lah menurutnya skema Tiongkok itu jika dilihat dalam konteks perkembangan tren global di mana Amerika - Tiongkok, itu titik pertarungan hidup matinya ada di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur.

"Nah, ini termasuk Kalimantan di barat dan utara tadi, dikelilingi Laut Tiongkok Selatan. Artinya apa? Kalau dia bersahabat kita akan jadi epicentrum, tetapi kalau dia musuh, kita dikepung. Dikepung oleh blok barat Amerika dan Tiongkok, karena itu memang titik utama. Walaupun (pindah ibu kota) ini wacana, ini amat berbahaya," tandasnya. (fat/jpnn)


Pengkaji geopolitik Hendrajit mengingatkan pemerintah bahwa memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur mengandung bahaya


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News