Second Born, Konsistensi 3 Dasawarsa Mengusung Nada dan Canda

Second Born, Konsistensi 3 Dasawarsa Mengusung Nada dan Canda
Aksi Second Born dalam konser untuk merayakan eksistensinya selama 30 tahun di jagat hiburan. Foto: jpnn.com

Ayib meyakini Second Born menjadi band pertama yang memainkan lagu dangdut di kelab malam yang biasanya menyuguhkan musik rock, blues ataupun jaz. Pemicunya adalah tantangan seorang bule pengunjung kelab malam yang ingin mendengar lagu Indonesia.

“Yang terlintas adalah Kopi Dangdut. Ternyata begitu kami nyanyi, kitchen crew pun keluar untuk berjoget," kenangnya.

Jam terbang Second Born pun terus bertambah dengan tampil dari kafe ke kafe, panggung ke panggung ataupun event ke event. Suka maupun duka tentu ada.

Pernah pula ada kejadian menyebalkan yang kini menjadi kenangan lucu. Suatu ketika Second Born memenuhi jadwal tampil di Bali.

Seluruh personelnya pun terbang ke Pulau Dewata. Sayangnya, properti untuk manggung yang masuk bagasi justru nyasar ke Palembang. “Saya manggung pakai sandal hotel,” kenang Ayib lalu tertawa.

Namun, cerita yang paling sedih tentu meninggalnya Deddy Permanasakti pada 2016. Deddy yang berwajah serius adalah figur yang kocak.

Kiprah Second Born ternyata memikat penggede negeri ini. Jenderal (Purn) Agum Gumelar dan Marsekal Djoko Suyanto termasuk penggemar Second Born.

Agum yang kini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengaku mengenal Second Born justru di Balikpapan. “Waktu itu saya tugas di sana,” ujar Menko Polhukam di era Presiden Abdurrahman Wahid itu melalui sebuah pesan video untuk Second Born.

Grup musik Second Born merayakan ulang tahunnya yang ke-30 dengan menggelar konser di sebuah hotel di kawasan Senayan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News