Sekjen PBB Desak Penghentian Kekerasan di Iran

Sekjen PBB Desak Penghentian Kekerasan di Iran
BENTROK - Pemilihan presiden yang baru lalu di Iran, masih berbuntut panjang dengan berbagai aksi demontrasi yang kerap diikuti bentrok dan kekerasan. PBB pun berharap jalan damai bisa ditempuh dan kekerasan segera diakhiri. Foto: Nytimes.com.
Kontan, kabar ini segera mendatangkan reaksi keras, khususnya dari kalangan pengikut mantan presiden Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, tokoh besar pendukung oposisi yang kerap mengkritik presiden terpilih Mahmoud Ahmadinejad. Sementara sebaliknya, keputusan lembaga legislatif itu sendiri konon dikeluarkan setelah sebuah aksi protes digelar Senin oleh massa, tanpa mengacuhkan peringatan dari Penjaga Revolusioner.

Dalam pada itu, juru bicara Ban Ki-moon pun mengungkapkan, bahwa Sekjen PBB itu terus mengikuti perkembangan masalah di Iran dengan "keprihatinan yang meningkat". Ban juga disebutkan merasa sangat terganggu oleh tindakan kekerasan pasca-pemilu itu, khususnya lagi oleh penggunaan kekuatan fisik terhadap warga sipil.

"Ia menghimbau pihak pemerintah (Iran) untuk menghormati hak-hak asasi dan politik warga sipil, terutama kebebasan berekspresi, berkumpul, serta hak mendapatkan informasi," ungkap sebuah pernyataan soal sikap Ban Ki-moon. Ditambahkan, bahwa Ban juga menyerukan pihak pemerintah dan kalangan oposisi di Iran untuk menyelesaikan perbedaan mereka lewat dialog dan jalur hukum.

"Ia (juga) mendesak dihentikannya segera (aksi-aksi) penangkapan, ancaman dan penggunaan kekuatan (aparat). Sekjen PBB menegaskan lagi harapannya agar keinginan demokratis dari rakyat Iran dapat benar-benar dihormati," papar juru bicara sang Sekjen dalam pernyataannya tersebut. (ito/JPNN)
Berita Selanjutnya:
Teheran Tenang Mencekam

TEHERAN - Aksi protes berkepanjangan yang berujung pada bentrok dan kekacauan di Iran belakangan, pasca pemilu di negeri itu, membuat PBB kian khawatir.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News