Sekolah Hanya Punya 3 Guru PNS, 1 Honorer, Prajurit TNI Turun Tangan

Sekolah Hanya Punya 3 Guru PNS, 1 Honorer, Prajurit TNI Turun Tangan
Prajurit TNI mengajar di SD YPK Pengharapan Forwasi Wallay, Distrik Senggi, Kabupaten Keerom, Papua, Senin (27/01/2020). Foto: ANTARA /HO-Pendam XVII/Cenderawasih

jpnn.com, JAYAPURA - Prajurit TNi yang bertugas di wilayah perbatasan masuk ke ruang-ruang kelas di sekolah untuk mengajar, bukanlah hal yang baru.

Seperti dilakukan Prajurit TNI AD dari satgas pamtas RI-PNG Yonif Raider 509 Kostrad yakni Dankima Pos Kotis Kapten Inf Sujito.

Dia menjadi guru bantu di SD YPK Pengharapan Forwasi Wallay, Distrik Senggi, Kabupaten Keerom, Papua, Senin (27/1).

"Kami mengamati bahwa salah satu kendala yang dihadapi sejumlah sekolah yang ada di perbatasan adalah kurangnya tenaga guru atau tenaga pendidik," katanya ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Senin malam.

"Sehingga proses atau kegiatan pembelajaran terhambat. Bertolak pada hal tersebut, saya berinisiatif untuk membantu pelaksanaan proses belajar mengajar di SD YPK Pengharapan Forwasi Wallay dengan terjun langsung untuk mengajar,” katanya.

Kapten Inf Sujito menuturkan bahwa dirinya secara langsung datang dan membantu mengajar murid-murid SD, sebagai wujud perhatiannya akan dunia pendidikan, dan melihat secara langsung kondisi siswa/i di sekolah tersebut.

"Saya hanya ingin membantu mengajar di perbatasan wilayah timur Republik Indonesia dengan Pupua Nugini (RI-PNG), selain melaksanakan tugas pokok menjaga perbatasan dan kedaulatan negara," katanya.

Pada momentum itu, Ia mengaku banyak mengajarkan berbagai hal mulai dari mengajar membaca, menulis dan berhitung, tidak lupa pula diajarkan materi tentang wawasan kebangsaan, yang diharapkan dapat diketahui sejak dini oleh para siswa/i di sekolah tersebut.

Bukan hal baru, prajurit TNI yang bertugas di wilayah perbatasan ikut mengajar di sekolah-sekolah yang kekurangan guru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News