Selain Gafatar, Dua Aliran Lain Resahkan Warga Timika

Selain Gafatar, Dua Aliran Lain Resahkan Warga Timika
Ilustrasi. Foto: dok/JPG

Awal mula masuknya Ja’far Umar Thalib ke Papua dengan tujuan untuk berdaqwah. Namun dari rekam jejak yang cukup meresahkan lantaran menyebar kebencian terhadap agama lain, akhirnya MUI Papua meminta ustadz Ja’far mengurungkan niatnya di Papua lalu kembali ke Pulau Jawa.

“Kami imbau masyarakat, terutama umat muslim di Timika, agar segera melaporkan jika ada aliran menyimpang dilakukan oknum tertentu. Jangan sampai kerukunan umat beragama yang sudah terjalin sangat baik ini menjadi terpecah-pecah akibat adanya kelompok yang menganggap dirinya paling benar,” jelas Kapolres.

Tidak itu saja, aliran menyimpang lainnya yang patut diwaspadai adalah keyakinan dan faham yang dianut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Aliran ini disebut sesat karena bertentangan dengan Islam.

Meski demikian, menurut Kapolres, bahwa sebetulnya ada dua versi aliran Gafatar di Indonesia. Versi pertama adalah mereka penganut non-agama dan non-politik. Mereka ini adalah kumpulan orang-orang yang mencintai sejarah dan tidak memeluk agama apapun.

“Gafatar versi ini cenderung melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang dibarengi dengan penyebaran aliran mereka,” katanya. Sementara penganut Gafatar masa kini, sudah mulai merekrut orang-orang tertentu untuk dirasuki aliran sesat yang tentunya bertentangan dengan agama manapun. “Ajaran ini kami anggap sangat berbahaya dan patut diantisipasi,” kata Kapolres. (mix/adk/jpnn) 


TIMIKA - Sejumlah ulama di Timika, Kabupaten Mimika, Papua mulai resah dengan keberadaan penganut aliran yang mereka duga menyimpang dari akidah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News