Selamatkan Pengungsi Rohingya di Laut, Warga Aceh Kebanjiran Pujian
"Negara-negara anggota ASEAN harus menerima para pengungsi Rphingya dan bukannya menolak sehingga mereka menjadi terombang-ambing di tengah laut," kata koalisi tersebut.
Namun dalam Pertemuan ke-36 ASEAN yang digelar secara online pekan lalu, masalah pengungsi Rohingya tidak menjadi pembahasan utama karena negara-negara ini fokus pada pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
PM Malaysia, Muhyiddin Yassin dalam kesempatan itu menyatakan, "kami tak bisa lagi menampung pengungsi tambahan karena sumberdaya dan kemampuan kami sudah terkuras oleh pandemi COVID-19".
Photo: Rakyat Aceh terikat pada hukum adat yang mewajibkan mereka untuk menolong siapa pun yang mengalami kesulitan di lautan. (Kiriman: Yayasan Geutanyo)"Malaysia secara tidak adil diminta untuk berbuat lebih banyak untuk menampung para pengungsi yang datang," ujarnya.
Sejak beberapa bulan terakhir, PBB telah memperingatkan Asia Tenggara akan menghadapi terulangnya krisis Laut Andaman tahun 2015, ketika ribuan orang Rohingya terombang-ambing di laut akibat penolakan sejumlah negara.
Akibatnya, sekitar 370 orang tewas saat itu.
Pandemi COVID-19 kini memperburuk kondisi di tempat pengungsian terbesar di dunia di Cox's Bazar, Bangladesh, mendorong banyak penghuninya mencari suaka ke tempat lain.
Warga Desa Lancok berhasil menolong sekitar 100 pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di atas perahu mereka di perairan Aceh Utara pekan lalu
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23