Selamatkan Pengungsi Rohingya di Laut, Warga Aceh Kebanjiran Pujian

Selamatkan Pengungsi Rohingya di Laut, Warga Aceh Kebanjiran Pujian
Local fisherman help ethnic-Rohingya people as they arrive on Lancok Beach, North Aceh, Indonesia, Thursday, June 25, 2020. Foto: ABC Indonesia

Bulan lalu, PBB menyatakan prihatin dengan adanya perahu-perahu yang dijejali kaum perempuan, pria dan anak-anak terombang-ambing di perairan yang sama. Mereka tak bisa mendarat, kekurangan makanan, air tawar, dan obat-obatan.

Australia memainkan peran sentral bersama dengan AS dan pemerintah setempat dalam menyelesaikan krisis 2015 tersebut.

Usman Hamid dari Amnesty Internasional menyatakan, Indonesia dan Australia dapat mencari solusi atas permasalahan ini melalui mekanisme 'Bali Process', yang secara historis berfokus pada perdagangan manusia.

"Pemerintah Indonesia harus memulai komunikasi intensif dengan para pemimpin negara di ASEAN dan Bali Process untuk menyelamatkan semua orang yang terjebak di perahu-perahu tersebut," katanya.

"Banyak sekali orang meninggal dalam perjalanan ini. Kini waktunya bagi para pemimpin untuk menyelamatkan nyawa manusia," ujar Usman.

Sementara itu Human Rights Watch menyatakan jika negara-negara Asia Tenggara "tanpa memiliki perasaan, menyerah begitu saja dalam melindungi pengungsi Rohingya."

'Bukan masyarakat kaya'

Selamatkan Pengungsi Rohingya di Laut, Warga Aceh Kebanjiran Pujian Photo: Orang Rohingya merupakan salah satu kelompok etnis terbesar yang kini hidup tanpa kewarganegaraan setelah melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar. (AP: Zik Maulana)

 

Orang Aceh yang menolong para pengungsi Rohingya ini memiliki sejarah konflik sendiri, yaitu pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka terhadap Pemerintah Indonesia yang terjadi antara tahun 1976 dan 2005.

Warga Desa Lancok berhasil menolong sekitar 100 pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di atas perahu mereka di perairan Aceh Utara pekan lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News