Sewa Ritel Naik 65 Persen

Sewa Ritel Naik 65 Persen
Sewa Ritel Naik 65 Persen
JAKARTA - Memasuki Kuartal II/2010 serapan ruang sewa ritel mengalami kenaikan 65 persen dari tiga bulan sebelumnya.  Kepala riset Jones Lang LaSalle Anton Sitorus mengatakan, hal itu disebabkan semakin membaiknya kondisi perekonomian nasional.

Selain itu, lanjutnya, kenaikan permintaan itu karena semakin membaiknya kepercayaan konsumen dan tingkat konsumsi masyarakat yang tercermin dari ramainya pengunjung pusat perbelanjaan terutama di akhir pekan. ’’Melihat hal tersebut, membuat peritel kembali agresif membuka gerai baru di pusat perbelanjaan,’’ ujarnya di Hotel Nikko, Jakarta.

Kendati demikian, lanjutnya, peritel sebagian besar juga tetap hati-hati dalam melakukan ekspansi terutama dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang tak merata yang berdampak pada inflasi. "Inflasi yang terjadi sangat berdampak di sektor ritel di kuartal I/2010," ujarnya. Anton menilai, sektor properti retail terkena dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL) paling signifikan. Dampak yang terlihat adalah kenaikan biaya perawatan dan pemeliharaan atau service charges.

Sementara itu, Direktur National Market Jones Lang LaSalle Angela Wibawa mengatakan, beberapa pengembang mulai mengkaji ulang biaya tersebut. ’’Hasilnya akan terlihat pada kuartal ketiga tahun ini,’’ ungkapnya. Salah satu opsi yang ditawarkan, kata Angelea yakni pengembang akan mengeluarkan biaya listrik dari biaya perawatan. ’’Nanti penyewa akan membayar listrik sendiri dan dibayar sesuai dengan pemakaian,’’ imbuhnya.

JAKARTA - Memasuki Kuartal II/2010 serapan ruang sewa ritel mengalami kenaikan 65 persen dari tiga bulan sebelumnya.  Kepala riset Jones Lang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News