Siboen Halilintar

Siboen Halilintar
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Si tuyul, prewangan itu, bekerja secara maya mengambil harta orang lain untuk diberikan ke tuannya. Sampai pun ada warga yang melarang anaknya ke rumah Siboen –takut dijadikan tumbal: makanan si tuyul.

Tuyul zaman sekarang itu tak lain ya YouTube itu. Pekerjaannya sering dibilang tidak jelas, tetapi hasilnya nyata.

Untuk sampai ke sana Siswanto harus melalui perjalanan hidup yang lika liku laki laki luka luka. Saking miskinnya. Saking sulitnya.

Tamat Ibtidaiah (SD), Siswanto tidak mampu masuk SMP. Untungnya ada tawaran pelatihan di Balai Pelatihan Kementerian Sosial di Magelang.

Siswanto berangkat. Bersama 33 anak-desa-putus-sekolah lainnya.

"Saya ingin ikut pelatihan elektronik," ujar Siswanto saat saya ajak bicara kemarin. "Saya tidak diterima," tambahnya.

Penyebabnya: Siswanto menderita tremor. Tangannya suka bergetar sendiri. Orang Jawa menyebutnya buyuten.

Siswanto dialihkan ke jurusan perbengkelan. Bengkel sepeda motor. Dari dua tahun masa pelatihan, yang enam bulan diharuskan magang di bengkel umum di Magelang.

Siswanto meroket seperti meteor. Desa itu heboh. Banyumas heboh. Indonesia heboh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News