Sidang Pemilukada Banten Diwarnai Bentrok

Sidang Pemilukada Banten Diwarnai Bentrok
Sidang Pemilukada Banten Diwarnai Bentrok
Tidak lama berselang, pendukung WH-Irna pun membalas dengan mengatakan bahwa Atut merupakan perampok, pemakan dana hibah, yang hanya bisa mengumpulkan dukungan dengan membayar.

"Kami mendukung WH dengan hati nurani, tidak seperti Atut yang membayar dukungannya dengan harga Rp20 ribu," ujar salah satu pendukung WH.

Saling ejekpun terus berlanjut, yang kemudian menimbulkan saling dorong. Namun kisruh tersebut berhasil dilerai oleh puluhan kepolisian dari Polres Jakarta Pusat.

Pendukung Atut-Rano yang notabene pemuda itu akhirnya mundur sekitar 200 meter, namun mereka terus meneriakan dukungannya. Sementara pendukung WH-Irna juga terus berorasi, dan membentangkan spanduk -spanduk besar, antara lain bertuliskan "Perubahan Banten Harga Mati". (kyd/jpnn)

JAKARTA--Sidang Perdana sengketa Pemilukada Provinsi Banten yang digelar, Selasa (8/11) diwarnai bentrok antara dua kubu dari pihak yang berperkara.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News