Siswa Gelar Aksi: Ini Sekolah atau Kantor Pajak?
Tuntutan tersebut, sambung Fachrurozi, tidak mengada-ada. Para siswa yakin jika saat ini dana partisipasi terlalu besar.
Terlebih setelah melihat rincian dana partisipasi ada selisih terlampau jauh sehingga sangat beralasan jika angka itu diturunkan.
“Dari penjelasan kepala sekolah, jujur kami kurang puas. Masih banyak hal yang harus diklirkan,” terang dia.
Dia mencontohkan, alokasi dana pembangunan dan dana guru honorer. Dia heran kenapa itu dibebankan kepada siswa.
“Padahal ini sekolah negeri. Dan untuk dana siswa kurang mampu, karena ada selisih yang cukup besar. Bukannya jelas, setelah paparan malah semakin banyak pertanyaan, terlebih sekarang tidak ada keputusan,” imbuhnya.
Para siswa heran alasan pihak sekolah menaikkan dana partsisipasi pendidikan. Karena saat ini kondisinya tidak jauh berbeda dengan tahun lalu.
“Kita sebenarnya sudah menahan diri sejak lama. Kita mau aksi, tapi kita tidak punya dasar. Tapi setelah kita dapatkan rincian dananya, baru kita turun untuk demo. Untuk dapat rincian ini saja sangat sulit sekali,” bebernya.
Para siswa juga meminta agar tidak ada lagi kasus siswa yang kesulitan mengambil kartu ujian saat mau UAS atau UTS.
Di depan guru, para siswa berorasi dan membawa spanduk dengan ragam tulisan. Salah satu tulisan yang dibawa adalah: Ini Sekolah apa Kantor Pajak?
- Pertamina Goes to Campus 2024 Resmi Dibuka, ITB Dipilih sebagai Lokasi Pertama
- 200 Praja IPDN Masuk Latsitardanus XLIV, Rektor Hadi: Ikhlas & Tanggung Jawab
- Gelar IYSDGS 2024, Universitas Bakrie Dorong Anak-Anak Muda RI Lebih Banyak Aksi
- Fauzie Yusuf Siap Lakukan Pembenahan Kurikulum Universitas Jayabaya
- 25 PTN Buka Pendaftaran SMMPTN-Barat 2024, Kuota Banyak, Ada Kebijakan Baru
- Bicara di IYSDGS, Rektor UB Singgung Peran Kampus Bentuk Pemikiran tentang Keberlanjutan