Situasi Berbalik, Sekarang Giliran Warga Tiongkok Mendiskriminasi Orang Asing

Situasi Berbalik, Sekarang Giliran Warga Tiongkok Mendiskriminasi Orang Asing
Salah satu kartun yang beredar di media sosial Weibo di China, merefleksikan rasisme terhadap warga asing di negara itu. (Supplied: Weibo)

Pada tahun 2016, para pejabat di Beijing menjalankan kampanye yang memperingatkan warga Tiongkok agar jangan berkencan dengan warga asing, karena mereka bisa jadi seorang mata-mata.

Pemerintah menutup perbatasan

Karena mengklaim sudah berhasil mengendalikan pandemi, Pemerintah Tiongkok kini semakin menekankan ancaman penyebaran virus corona dari luar negeri.

Jumlah kasus baru tampaknya mulai stabil di Tiongkok ketika di Amerika Serikat dan Eropa justru meningkat. Namun angka yang dirilis Tiongkok telah dikritisi banyak pihak.

Sebagai contoh, laporan media Washington Post pekan lalu menyatakan jumlah korban di Wuhan saja bisa mencapai 42.000 orang, Angka ini 16 kali lipat dari jumlah yang diumumkan resmi.

Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok minggu ini melaporkan sudah tidak ada lagi kasus COVID-19 yang ditularkan di dalam negeri.

Sebaliknya, 32 kasus COVID-19 yang dilaporkan pada hari Senin, semuanya berasal dari luar negeri.

Untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai, tidak ada kasus kematian baru yang dilaporkan.

Ketika AS menutup perbatasannya untuk seluruh pendatang dari Tiongkok pada Februari lalu, Tiongkok melontarkan protes keras.

Sejumlah warga asing di China mengaku mendapat perlakuan diskriminasi dan rasisme, setelah ditemukan banyak kasus virus corona di China berasal dari mereka yang datang dari luar negeri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News