Soal Kondisi Lukas Enembe, Perempuan Adat Papua Minta Pemerintah Segera Bersikap

jpnn.com, JAYAPURA - Gubernur Papua Lukas Enembe sampai saat ini masih dinyatakan sakit oleh pihak kedokteran, sehingga dia tidak bisa mengikuti pemeriksaan di KPK dan berdampak pada pelayanan publik di daerah.
Hal tersebut menuai berbagai respons dari sejumlah elemen masyarakat di Papua, tidak terkecuali dari perempuan adat Yowenayosu.
Naema Yarisetouw selaku perempuan adat Papua meminta pemerintah harus mempertimbangkan untuk mengganti Lukas Enembe dengan penjabat sementara agar semua hal yang menyangkut program pemerintah bisa berjalan lancar sampai kesehatan Lukas Enembe pulih.
"Masyarakat mengeluhkan tidak maksimalnya pelayanan publik di Papua karena gubernurnya sakit dan diduga telibat hukum,” ujar Naema dalam siaran persnya, Rabu (19/10).
Naema menjelaskan penjabat sementara yang ditunjuk pemerintah pusat dalam hal ini Mendagri diharapkan dapat memaksimalkan pelayanan publik yang terhambat hingga ke kabupaten tingkat dua.
Dia juga mengomentari soal pengangkatan Lukas Enembe sebagai kepala suku besar Papua.
“Kami tidak setuju apabila Lukas Ebembe diangkat sebagai kepala suku besar Papua karena setiap distrik atau kampung mempunyai kepala sukunya sendiri,” ungkap Naema.
Dia menduga ada kepentingan lain sehingga pengangkatan Lukas Enembe dilakukan sepihak.
Perempuan adat Papua, Naema Yarisetouw meminta pemerintah pusat segera mengambil sikap, sebab kondisi kesehatan Lukas Enembe yang belum juga pulih.
- Usut Kasus Dugaan Korupsi di Dinas PU Mempawah, KPK Sudah Tetapkan 3 Tersangka
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- KPK Periksa 3 Saksi Lagi untuk Kasus Cuci Uang Andhi Pramono
- Usut Korupsi Tol Trans-Sumatera, KPK Periksa Petinggi PT Indonesia Infrastructure Finance
- KPK Periksa 2 Anggota DPR Terkait Dugaan Tipikor Dana CSR Bank Indonesia
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas