Soal Video Mesum, KPI Minta Pers Lebih Bijak
Rabu, 16 Juni 2010 – 17:58 WIB

Soal Video Mesum, KPI Minta Pers Lebih Bijak
JAKARTA - Larangan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang penayangan video mesum yang diperankan sosok mirip Ariel, Luna Maya, serta Cut Tari secara berulang-ulang di media massa, bukan dimaksudkan untuk mengekang kebebasan pers. Ketua KPI, Dadang Rachmat Hidayat menyatakan, pelarangan itu untuk menjaga efek negatif terhadap masyarakat.
Berbicara dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi I DPR dengan Pemerintah, KPK dan Dewan Pers, Rabu (16/6). Dadang menyatakan, dengan menayangkan adegan dalam video mesum itu secara terus-terusan maka hal tersebut sama saja dengan mendorong masyarakat untuk memburu video itu.
Baca Juga:
"Perlu ditegaskan di sini, tidak ada maksud KPI menghalangi kebebasan pers. Kami hanya minta tayangannya harus berisi pesan moril dan bukan menarik minat masyarakat untuk berbuat hal negatif," tandasnya.
Meski demikian Dadang yang juga dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran, Bandung itu mengakui, video porno mirip Ariel. Luna dan Cut Tari memang merupakan berita yang menarik. Meski begitu, katanya, semua harus berpikir jernih. "Apakah berita itu layak dikonsumsi masyarakat atau tidak," ulasnya.
JAKARTA - Larangan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang penayangan video mesum yang diperankan sosok mirip Ariel, Luna Maya, serta Cut Tari
BERITA TERKAIT
- Wamen PPPA Apresiasi Rancangan Prototipe Ruang Bersama Indonesia Karya Untar
- Menjelang IDEC 2025: Inovasi dan Kolaborasi Global demi Transformasi Kesehatan Gigi RI
- Soal Pelarangan Truk ODOL, Komisi V: Kami Sudah Menyuarakan Lama
- Good Mining Practice Jadi Kunci Keseimbangan Tambang dan Lingkungan
- Soal Kecelakaan di Purworejo, Pimpinan Komisi V Mendorong Audit Transportasi Publik
- Kapsul Minyak Ikan Gabus Jadi Solusi Ampuh Bagi Penyembuhan Luka