Sobekan Lead

Oleh: Dahlan Iskan

Sobekan Lead
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Beda dengan zaman komputer sekarang ini. Anda bisa potong tulisan di bagian mana pun yang Anda mau.

Maka, dulu, bagian yang terpenting harus ditaruh di tempat paling awal di tulisan. Disebut lead.

Di zaman berikutnya muncul teori baru. Khusus untuk penulisan cerita. Feature. Leadnya tidak lagi yang terpenting, tetapi yang termenarik.

Penting belum tentu menarik. Menarik belum tentu penting. Dengan menempatkan bagian paling menarik di lead, pembaca akan tergoda untuk terus mengikuti cerita.

Saya memilih jalan yang lebih sulit: lead harus gabungan dari unsur terpenting dan termenarik.

Untuk membuat lead yang "hanya" mengutamakan "penting", hanya perlu berpikir 9 kali. Untuk membuat lead yang mengutamakan "menarik" juga hanya perlu berpikir 9 kali.

Maka untuk menggabungkan yang terpenting dan termenarik hitung sendiri: harus berapa kali berpikir.

Kadang tidak harus berpikir sama sekali. Seperti untuk membuat lead hari ini. Tinggal comot dari ucapan sumber berita. Sumber beritalah yang harus berpikir.

Ketika kalimat itu diucapkan Pangdam V/Brawijaya yang baru, Mayjen TNI Farid Makruf MA, saya langsung membuka kotak kue di depan saya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News