Solar Langka, Pelabuhan Sampit Lumpuh Total
Jumat, 13 Mei 2011 – 13:23 WIB

Solar Langka, Pelabuhan Sampit Lumpuh Total
Baca Juga:
Jainudin yang merupakan salah satu awak KM Hosanna yang berasal dari Gresik mengatakan akibat terhentinya aktivitas tersebut mereka terpaksa harus menunggu lebih lama di kapal dan otomatis menambah biaya hidup selama berada di pelabuhan. ”Ya kita mau bagaimana lagi mas truk angkutnya tidak ada. Terpaksa kita harus menunggu di sini sampai keadaan normal,” ungkapnya.
Berdasarkan perhitungan dari pihak Pelindo, dalam satu hari minimal satu unit kapal bisa membongkar hingga 260 ton pupuk dengan didukung oleh sekitar 35 hingga 40 truk angkut dan rata-rata satu kapal mengangkut hingga 1000 ton. Namun sejak seminggu terakhir ini, untuk membongkar 100 ton saja terbilang sulit sekali akibat tidak adanya armada.
Sementara itu bagi tenaga kerja bongkar muat, terhentinya aktivitas di pelabuhan ini membuat penghasilan mereka turun drastis, biasanya mereka mengharapkan upah borongan dari jasa bongkar muat barang dari dan ke kapal. Untuk tetap bertahan hidup dan bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, beberapa hari terakhir ini banyak dari mereka yang bealih profesi sementara seperti menjadi tukang ojek, tukang becak, tukang bangunan, kuli di pasar dan lain sebagainya.
SAMPIT – Kelangkaan bahan bakar jenis solar mulai menuai dampak luas bagi perekonomian di Kotim. Sejak dua hari terakhir aktivitas bongkar
BERITA TERKAIT
- Pameran Rantai Dingin dan Logistik Terbesar di Indonesia Resmi Dibuka, Ini Targetnya
- Bea Cukai Kawal Ekspor Perdana 8,9 Ton Sekam Bakar PT Minaqu Indonesia ke Belanda
- RM Pagi Sore Ekspansi ke Surabaya, Fokus Kembangkan Cabang Sendiri
- Perluas Layanan, KAI Logistik hadirkan 43 Service Point Baru
- Marga Trans Nusantara Terus Tingkatkan Kualitas Jalan Tol Kunciran–Serpong
- Pelindo Terminal Petikemas Targetkan Perpindahan ke Makassar New Port Tuntas 2027