Suami Terluka Bacok, Istri Tewas Dibondet

Suami Terluka Bacok, Istri Tewas Dibondet
Suami Terluka Bacok, Istri Tewas Dibondet

jpnn.com - PASURUAN - Malam pergantian tahun menjadi petaka bagi keluarga Nalam, 60, warga Dusun Karangmojo, Desa Karangtengah, Kecamatan Winongan, Pasuruan. Sekitar pukul 23.30 pada Rabu (31/12) seorang pria yang tidak dikenal menyerang rumahnya. 

Akibatnya, Nalam harus kehilangan istrinya, Kasmirah. Perempuan 58 tahun itu meregang nyawa setelah terkena bondet pelaku yang diketahui beraksi sendirian tersebut. Nalam pun harus dilarikan ke rumah sakit karena terluka bacok di tubuhnya. 

Berdasar informasi, malam itu korban terlelap bersama istrinya. Namun, kehadiran tamu yang tidak diundang ke rumahnya membangunkan korban. Dalam kondisi setengah sadar, pelaku yang bersenjata tajam (sajam) tersebut langsung menyerang korban. 

Melawan pelaku yang bertubuh kekar, korban akhirnya kewalahan. Dalam kondisi berlumuran darah, korban ditinggalkan begitu saja oleh pelaku. Sejenak kemudian, suara ledakan yang keras membangunkan para tetangga korban. Ternyata, sebelum kabur, pelaku melemparkan bondet ke arah pasutri itu hingga menewaskan Kasmirah. 

Suara ledakan tersebut juga membangunkan anak-anak korban yang tinggal di rumah sebelah. Karena khawatir masih adanya sisa-sisa bondet, mereka tidak langsung masuk ke rumah korban. Beberapa saat kemudian, mereka baru mendekat. 

''Pas saya datang, ibu saya berada di atas tubuh bapak. Mungkin, ibu melindungi bapak yang terkapar karena kena bacok,'' kata Hafid, 23, salah seorang anak korban, saat ditemui kemarin (1/1). 

Dia mengungkapkan, saat peristiwa itu terjadi, dirinya berada di Gondangwetan untuk merayakan tahun baru. Dia baru mengetahui insiden penyerangan tersebut setelah dihubungi tetangganya sesaat setelah kejadian. ''Selama ini bapak dan ibu memang menolak tinggal di rumah anaknya. Mereka memilih hidup berdua di rumah sendiri,'' tuturnya. 

Menurut dia, tidak ada yang mengetahui terjadinya peristiwa itu secara persis. Mereka hanya mendapati orang tuanya terkapar dengan kondisi bersimbah darah. Keduanya lantas dilarikan ke RSUD dr Soedarsono, Kota Pasuruan. 

''Setiba di rumah sakit, bapak langsung ditangani di IGD. Luka sayatannya sangat banyak. Dokter menjahit dari dini hari sampai pagi. Ada banyak jahitan di tubuhnya,'' ujarnya. Setelah mendapatkan penanganan pertama, korban lalu dirujuk ke RSUD dr Sutomo, Surabaya. Sementara itu, jenazah Kasmirah dibawa pulang untuk dimakamkan.

Dia mengaku tidak mengetahui motif penyerangan terhadap orang tuanya tersebut. Namun, berdasar keterangan ayahnya sebelum dibawa ke Surabaya, pelaku beraksi seorang diri. ''Dia memakai penutup wajah (balaklava, Red). Tingginya sedang, tetapi badannya kekar. Begitu yang diceritakan bapak,'' ucap anak bungsu korban itu.

Diduga, peristiwa tersebut bukan dilatarbelakangi perampokan. Sebab, tidak ada barang berharga di rumah korban. ''Bapak juga tidak pernah terlibat perselisihan. Jadi, kami tidak tahu dengan kejadian ini,'' tutur Puroti, anak ketiga Nalam. Beberapa tetangga yang ditemui juga membenarkan hal itu. Menurut mereka, selama ini korban dikenal baik dan tidak pernah bermasalah dengan orang lain. 

Sejauh ini petugas Polsek Winongan masih menyelidiki kasus tersebut. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dalam olah TKP itu, polisi mengumpulkan serpihan-serpihan dan bekas bondet. ''Sejauh ini kami masih melakukan penyelidikan. Belum bisa disimpulkan motifnya. Untuk sementara, kesimpulan kami ini bukan (kasus) perampokan. Sebab, dua korban itu bukan berasal dari kalangan ekonomi mapan. Mereka hanya tinggal di rumah gedek,'' jelas Kapolsek Winongan AKP Nengah Darsana. (rah/aad/dwi/mas/JPNN)


PASURUAN - Malam pergantian tahun menjadi petaka bagi keluarga Nalam, 60, warga Dusun Karangmojo, Desa Karangtengah, Kecamatan Winongan, Pasuruan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News