Suka Duka Penari Hiburan Malam, Didatangi Polisi Hingga Disemprot Ibu-Ibu

Suka Duka Penari Hiburan Malam, Didatangi Polisi Hingga Disemprot Ibu-Ibu
Sexy dancer saat menghibur tamu pada launching kafe dan resto di kawasan Kabupaten Karanganyar. Foto: Radar Solo

jpnn.com - Memilih menekuni dunia hiburan malam harus siap dengan beragam risikonya. Pergaulan bebas, minuman keras, narkoba, hingga berhadapan dengan warga. Tak ketinggalan stigma negatif dari lingkungan.

Radar Solo

Beberapa perempuan muda dengan rambut tergerai lincah menari pada acara launching kafe dan resto di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat malam (5/7).

Berhubung tempat nongkrong tersebut menyediakan kolam renang, para sexy dancer yang tergabung dalam manajemen Mendoza itu ikut nyebur. Penampilan mereka cukup memanaskan suasana malam yang dingin.

Usai pentas, salah seorang personel sexy dancer, Aloysia, 22, mengaku sudah sudah dua tahun terakhir bergabung dalam manajemen Mendoza. “Sejak SMA memang sudah suka menari. Lulus sekolah baru serius menari sambil kuliah,” katanya, mengawali perbincangan.

BACA JUGA: Curiga Penari Klub Dibunuh Teman Dekat

Aloysia sudah siap dengan segala risikonya. Maka tak heran cibiran bisa diresponsnya dengan enteng. “Asal komitmen saja. Tapi ya ada saja yang masih menganggap rendah penari seperti saya ini,” katanya.

Berbeda dengan Aloysia, personel lainnya, Adel, 20, mengaku sempat sembunyi-sembunyi menjadi sexy dancer agar tidak diketahui keluarga. “Lulus sekolah saya gabung di sini (Mendoza, Red). Paling baru satu setengah tahun ini,” ungkap dia.

Menjadi penari hiburan malam harus siap dengan beragam risikonya. Pergaulan bebas, minuman keras, narkoba, hingga berhadapan dengan warga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News