Sukmawati

Dhimam Abror Djuraid

Sukmawati
Sukmawati Soekarnoputri. Foto: Ricardo/JPNN.com

Syukurlah semuanya sudah lewat. Setidaknya, bagi sebagian umat Islam keputusan Sukmawati untuk keluar dari Islam—terminologi Islam menyebutnya murtad—dan masuk Hindu, adalah kelegaan tersendiri.

Daripada menjadi duri dalam daging, lebih baik sekalian Sukmawati keluar dari Islam. 

Itulah yang terjadi Selasa (26/10). Setelah perjalanan spiritual 66 tahun, Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri resmi memeluk agama Hindu. Pemuka agama Hindu memberinya nama baru yakni Ratu Niang Sukmawati. 

Ketua The Sukarno Center, Arya Wedakarna, mengatakan nama tersebut menjadi tanda penghormatan terhadap Sukmawati dalam rangkaian upacara Nilapati atau menyatu dengan pencipta dan sejarah keluarga bangsawan Sukmawati. 

Sukmawati juga dipersamakan dengan Tribuana Tunggadewi, ratu Majapahit yang dianggap sebagai salah satu di antara sedikit wanita pemimpin besar di Nusantara. Kisahnya terjadi pada 11 November 2011, Sukmawati mengikuti upacara Nilapati.

Upacara ini merupakan rangkaian berdirinya Sukarno Center sekaligus penghormatan terhadap Proklamator RI Soekarno.

Ketika itu, Sulinggih atau pemuka agama menyatakan, Sukmawati adalah reinkarnasi dari Tribuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit penakluk Nusantara. ‘’Ada beberapa pandangan spiritual dari tokoh-tokoh di Bali oleh beliau ini terlihat seperti reinkarnasi Ibu Tribuwana Tunggadewi," kata Arya di Sukarno Center, Selasa (26/10). 

Sukmawati berasal dari keluarga bangsawan. Neneknya Nyoman Rai Srimben berkasta Brahma Pasek Bale Agung, ayahnya adalah Presiden Indonesia, suami dan anaknya merupakan bangsawan Keraton Solo.

Upacara pindah agama yang dilakukan Sukmawati mungkin akan digoreng sebagai isu untuk mendegradasikan Islam politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News