Tak Akan Terlupa, Jakarta-Bandung 13 Jam

Oleh: Dr.Ari Fahrial Syam

Tak Akan Terlupa, Jakarta-Bandung 13 Jam
Kemacetan di Tol Dalam Kota tanggal 24 Desember 2015. Foto: dok.JPNN

Merangkak tanpa kepastian, dan ternyata tanpa sadar kami sudah berada 4 jam di atas kendaraan dan kendaraan baru sampai km 0 tol Cikampek. Kebetulan saya mempunyai 3 anak, karena kesibukan masing-masing memang kami sudah lama tidak berkumpul, sehingga selama perjalanan kemacetan ini, kita bisa saling bercerita dan tidak sadar bahwa perjalanan sudah 4,5 jam dari rumah dan baru sampai Pondok Gede.

Akhirnya kami putuskan untuk keluar tol Pondok Gede Barat untuk istirahat, makan dan sholat karena waktu sudah menunjukkan jam 11.00, artinya kita sudah berada diatas kendaraan selama  4,5 jam. Berarti dari pintu tol Pluit sampai pintu tol Pondok Gede Barat waktu tempuh sekitar 4 jam.

 Setelah menghabiskan waktu 2 jam untuk berishoma, saya meneruskan masuk tol kembali dengan berharap jalan sudah mulai longgar. Saat kami makan para pengunjung di restoran ternyata umumnya juga bernasib sama dengan saya keluar tol karena ingin beristirahat dan makan.

Selepas berishoma kami masuk kembali jalan tol untuk berjuang menuju Bandung, karena memang kedua orang tua saya sudah menanti kehadiran anak, menantu dan  cucu-cucunya. Saat masuk kembali tol Cikampek di km 2-5 ternyata bahu jalan sudah terisi olah truk dan mobil pribadi yang beristirahat dan sebagian mobil-mobil tersebut membuka kapnya kemungkinan memang mobil mereka “panas” setelah berjam-jam mengalami kemacetan. Dalam kondisi macet memang pendinginan mobil tidak berlansung optimal akibat ketiadaan angin akibat mobil tidak bergerak.

Tanpa kepastian jam berapa bisa sampai Bandung, kondisi macet Cikampek tambah parah. Mobil hanya merangkak dan perjalanan 5-6 km ditempuh dalam 1-2 jam, sudah bisa dipastikan bahwa perjalanan ini akan berjalan panjang. Akhirnya kami memutuskan untuk keluar tol Cikampek di gerbang tol Bekasi barat  untuk melalui jalan arteri menuju gerbang tol Karawang barat.

Memang melalui radio kami mendapat info bahwa kemacetan hanya sampai tempat peristirahatan di km 39, tetapi kalau saja saat ini saya baru sampai di km 10, artinya dengan kecepatan 5 km/jam saya baru melewati sumber kemacetan tersebut lebih 6 jam. Sehingga saya putuskan untuk keluar tol kembali di Bekasi Barat.

Memang tidak seburuk di dalam tol, ternyata jalan alternatif ini juga tidak selancar seperti yang diharapkan. Tapi paling tidak kami bisa memotong waktu tempuh, jika  dibandingkan tetap berada di jalan tol. Perjalanan di jalur arteri dari pintu keluar tol Bekasi barat sampai pintu tol Karawang barat bisa kami tempuh 4 jam, tentu lebih baik jika kami memutuskan tetap berada di jalan tol yang bisa saja sesuai prediksi saya.

Akhirnya kami kembali masuk ke tol Cikampek melalui pintu gerbang tol Karawang barat dan jelas jalan sudah lancar, akhirnya kami putuskan untuk beristirahat di km 72 karena kebetulan waktu juga saat itu sudah menunjukkan jam 19.30, sehingga waktunya untuk istirahat makan dan sholat.

KAMIS, 24 Desember 2015, merupakan hari bersejarah buat  hidup dan kehidupan saya dan keluarga, karena sepanjang hidup saya baru pertama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News