Tak Berdayanya Pekerja Asing di Australia
Krisis pencurian upah
Kisah Kim biasa terjadi di kalangan mahasiswa dan backpacker internasional di Australia.
Satu dari tiga orang dibayar setengah dari upah minimum legal di Australia, demikian menurut penelitian Universitas New South Wales (UNSW) dan University of Technology Sydney (UTS).
Para peneliti mensurvei lebih dari 4.000 orang yang telah bekerja di Australia dengan visa sementara.
Meskipun kisah mengerikan dari pekerja bukanlah hal baru, namun penelitian ini mengungkapkan terjadinya tingkat pencurian upah di seluruh wilayah.
Pengajar hukum di UTS, Dr Laurie Berg, yang menulis laporan penelitian ini menjelaskan untuk pertama kalinya pencurian upah tidak terbatas pada kewarganegaraan atau wilayah kerja tertentu.
"Sebenarnya ada kelas pekerja sementara yang tidak terlihat di negara ini dan mereka terdiri dari mahasiswa internasional dan backpacker yang dibayar jauh di bawah upah minimum," katanya.
"Mayoritas di antaranya percaya bahwa orang lain dengan visa yang sama juga berpenghasilan kurang dari upah minimum sehingga mereka tidak melihat peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih baik," kata Dr Berg.
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23