Tak Bisa Kembali ke Australia, Pemegang WHV Asal Indonesia Merasa Dirugikan

Tak Bisa Kembali ke Australia, Pemegang WHV Asal Indonesia Merasa Dirugikan
Yesica mengatakan telah mengorbankan waktu dan biaya untuk melamar WHV tahun kedua, namun kini tidak dapat menggunakannya. (Supplied: Yesica Anastasya)

"Harapan saya dan teman-teman adalah agar perbatasan bisa dibuka untuk WHV, tentu dengan syarat karantina atau tes kesehatan," kata Sri kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

"Selain itu WHV kebanyakan kerja di regional jadi sebenarnya cukup untuk membantu ekonomi di sana juga dan karena travel-nya di wilayah domestik."

Tak Bisa Kembali ke Australia, Pemegang WHV Asal Indonesia Merasa Dirugikan Photo: Yesica berharap agar Pemerintah Australia dapat mengizinkan pemegang WHV masuk ke Australia. (Koleksi pribadi)

 

Permintaan yang sama juga diutarakan oleh Yesica, yang berharap ada campur tangan Pemerintah Australia terhadap nasib pemegang WHV dari seluruh dunia.

Kontribusi pemegang WHV bagi perekonomian Australia diperkirakan mencari AU$ 3 triliun, selain turut menggerakan perekonomian kawasan pedalaman Australia.

"Anak-anak WHV memegang peranan penting untuk Australia, pekerjaan yang tidak dilakukan warganegara kami lakukan, seperti farming," kata Yesica.

"Karena perbatasannya tutup sehingga kami banyak yang stuck [terjebak] di sini [negara masing-masing]."

Simak berita lainnya di ABC Indonesia.

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Sri Ernawati adalah pemegang 'Work and Holiday Visa' tahun kedua yang saat ini berada di rumahnya di Pontianak, Kalimantan Barat, sedang menunggu apakah ia bisa kembali ke Australia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News