Takut Indonesia Dipimpin Orang Otoriter

Takut Indonesia Dipimpin Orang Otoriter
Nusron Wahid memberikan penjelasan pada acara konferensi pers tentang pemecatan 3 Politisi Golkar oleh DPP Partai GOlkar di Senopati Suites Apartement, Jakarta, Selasa (24/6). JPNN.com

jpnn.com - Politikus Partai Golkar Nusron Wahid harus menerima konsekuensi atas pilihan politiknya. Dukungannya kepada pasangan calon presiden (capres) Nomor Urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla yang tak segendang sepenarian dengan Golkar karena mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa telah membuat partainya murka.

Tak tanggung-tanggung, sanksi pemecatan langsung dijatuhkan kepada Nusron dan kedua rekannya, Poempida Hidayatulloh dan Agus Gumiwang. Ketiganya dipecat karena tidak mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pasangan capres yang direstui Partai Golkar.

Pemecatan tersebut tanpa kompromi atau peringatan sebelumnya. Padahal, Nusron adalah calon legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Golkar yang meraih suara terbanyak pada pemilu legislatif bulan April 2014 lalu.

Kepada wartawan JPNN Mohammad Adil, Nusron mengaku tak khawatir dengan sanksi yang diberikan Golkar. Ketua GP Anshor ini bahkan makin mantap untuk mendukung Jokowi-JK. Baginya, kehilangan jabatan lebih baik dibandingkan mendapatkan pemimpin yang otoriter.

Berikut hasil wawancara dengan Nusron Wahid yang ditemui di Senopati Suites Apartment, Selasa (24/6) malam.

Pernah kepikiran bakal dipecat karena dukung Jokowi-JK?

Saya kalau cuma jabatan nggak pernah takut, ngapain? Saya lebih takut negara ini dipimpin orang otoriter, tidak reformis.

Sebagai caleg nasional Partai Golkar peraih suara terbanyak, bagaimana perasaan Anda diperlakukan seperti ini?

Politikus Partai Golkar Nusron Wahid harus menerima konsekuensi atas pilihan politiknya. Dukungannya kepada pasangan calon presiden (capres) Nomor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News