Tangkal Bahaya Polusi Udara dengan Dua Cara ini

Tangkal Bahaya Polusi Udara dengan Dua Cara ini
Polusi Udara. ILUSTRASI. Foto: Pixabay.com

jpnn.com - Polusi udara semakin menjadi topik hangat di Indonesia. Pasalnya, beberapa waktu terakhir ini, Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan kadar polusi tertinggi di dunia.

Hal tersebut tentunya membuat masyarakat Jakarta dan kota-kota besar lainnya merasa khawatir terhadap dampak polusi udara terhadap kesehatan. Lantas bagaimana cara menangkal bahaya polusi udara?

Menangkal dampak buruk polusi udara

Seiring perkembangan teknologi dan insustri, tingkat polusi udara di dunia semakin meningkat dari hari ke hari. Fenomena ini pun menarik perhatian masyarakat dunia saat ini.

Polusi udara berasal dari berbagai sumber, seperti asap pabrik, asap kendaraan, pembakaran sampah, freon dari kulkas dan pendingin udara (AC), hingga asap rokok. Sumber-sumber polusi udara tersebut mengeluarkan emisi berbagai bahan kimia dalam udara, seperti karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan senyawa lain pada udara yang dihirup manusia.

Zat-zat kimia tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui hirupan napas dan meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh yang dikenal dengan istilah zat oksidan. Zat ini bisa muncul dalam tubuh jika terjadi gangguan keseimbangan di dalam sel, baik karena peningkatan zat polutan atau kurangnya zat antioksidan dalam tubuh.

Peningkatan zat oksidan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan berbagai sel dan menimbulkan penyakit berbahaya, termasuk kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan kulit, penyakit Alzeimer, penyakit mata, dan gangguan sistem kekebalan tubuh tubuh.

Lantas, bagaimana cara mencegah terjadinya hal tersebut? Telah dijelaskan bahwa zat oksidan terbentuk karena banyaknya zat polutan yang masuk ke dalam tubuh atau kurangnya zat antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Atas dasar ini, menangkal bahaya polusi udara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

Zat oksidan terbentuk karena banyaknya zat polutan yang masuk ke dalam tubuh atau kurangnya zat antioksidan untuk menangkal radikal bebas.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News