Taylor Swift dan Kegelisahan Musisi yang Tak Bisa Miliki Karya Sendiri

Taylor Swift dan Kegelisahan Musisi yang Tak Bisa Miliki Karya Sendiri
Taylor Swift. Foto: Instagram

jpnn.com - Bisa dibilang ini adalah pelajaran tersulit para musisi dalam berkarir di industri musik. Tidak peduli seberapa suksesnya mereka, kemungkinan untuk memiliki karyanya sangatlah tipis. Justru orang lain yang berhak atas kreasi-kreasi besar mereka.

Dilansir dari The New York Times, mendiang Prince pada 1996 pernah memprotes labelnya, Warner Bros., yang punya kendali penuh atas master-master rekamannya. Prince pun menyindir. ''If you don't own your masters, your master owns you (Kalau kamu enggak memiliki master (rekamanmu), mereka yang akan memilikimu, Red),'' katanya ketika itu.

Puluhan tahun kemudian, yang seperti itu masih terjadi hari ini. Pemicunya tidak lain adalah Taylor Swift. Sejak bulan ini, dia kehilangan hak atas album dan lagu-lagu yang dirilisnya selama tergabung di Big Machine Records. Total, ada enam album. Label yang menaunginya sejak berusia 15 tahun itu resmi diakuisisi penuh oleh Ithacha Holdings, perusahaan milik Scooter Braun yang dikenal sebagai manajer artis-artis besar.

Swift memanfaatkan media sosial untuk ''curhat'' masalah tersebut. Dia menulis di Tumblr. Kemudian, banyak musisi lain yang juga mendukung. Yang paling menyentuh sekaligus mengejutkan, dukungan dari Katy Perry di petisi online yang meminta Swift merilis ulang enam album lamanya.

Sejak bulan lalu, keduanya berbaikan. Perry bahkan diundang tampil sebagai salah seorang model di klip video Swift You Need to Calm Down. ''Aku bersama Taylor. Stay strong, sahabatku,'' tulisnya di laman Change.org.

BACA JUGA: Taylor Swift Rilis Lagu Pro- LGBT

Swift juga mendapat pesan manis dari rekannya sesama musisi. Mulai Halsey, band perempuan HAIM, hingga Cher. Dalam cuitan dukungannya, musisi 73 tahun itu menyatakan pernah mengalami kasus serupa. Pelakunya bahkan masih orang terdekatnya.

''Sayangnya, aku bisa merasakan kehilangan USD 2 juta karena dicuri, BEBERAPA KALI. Ayo, naikkan G-string-mu, pasang bot perang bertatahkan permatamu, kick some ass,'' cuit Cher dengan gaya menulisnya yang khas, penuh huruf kapital dan emoji.

Bisa dibilang ini adalah pelajaran tersulit para musisi dalam berkarir di industri musik. Tidak peduli seberapa suksesnya mereka, kemungkinan untuk memiliki karyanya sangatlah tipis.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News