Telat Cetak Doktor
Selasa, 29 Juni 2010 – 19:49 WIB
JAKARTA -- Pendiri Yohannes Institute, Yohannes Surya, mengatakan Indonesia terlambat mencetak doktor dibandingkan negara lain. Taiwan mampu mengirim warganya studi hingga doktor ke luar negeri 5.000 orang per tahun.
Sedang di Amerika Serikat, kata Yohannes, jumlah doktor sudah mencapai 1,5 juta orang. Sedang di Indonesia, lanjutnya, doktor bidang sains teknologi kurang 1.000 orang. Dikatakan, jika pemerintah ingin mempercepat kenaikan jumlah doktor, harus mengirim minimal 3.000 orang per tahun belajar pasca sarjana.
Baca Juga:
“Dengan dana Rp 1 triliun yang dianggarkan pemerintah akan mampu mengirim hingga 3.000 orang belajar ke luar negeri. Biaya pendidikan di luar negeri juga tidak terlalu mahal. Di Perancis misalnya 250 Euro per tahun, tapi biaya hidupnya tinggi,” kata Yohannes di Jakarta, Selasa (29/6).
Pernyataan Yohannes menanggapai keterangan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh bahwa kemendiknas siap mengucurkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk peningkatan jumlah sarjana kualifikasi S-3 (doktor) secara besar-besaran. (cha/jpnn)
JAKARTA -- Pendiri Yohannes Institute, Yohannes Surya, mengatakan Indonesia terlambat mencetak doktor dibandingkan negara lain. Taiwan mampu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- UKT Mencekik, Mahasiswa Ancam Kemendikbudristek
- Fokus Bangun SDM Anak Asli Papua, Apolos Bagau Jalin MoU dengan Kampus IPB
- Halimah Masuk TikTok Change Makers: Dari Kamar Mandi jadi Inspirasi Dunia
- Banyak Guru Tidak Tenang setelah Diangkat PPPK, Ada Masalah Apa?
- Paiton Energy Hadirkan PLTS Atap di SMKN 54 Jakarta, Ramah Lingkungan
- Siapkan SDM Unggul di Bidang Energi, ITPLN Buka Penerimaan Mahasiswa Baru