Tentang Aluh Idut, sang Perempuan Pejuang

 Tentang Aluh Idut, sang Perempuan Pejuang
Aluh Idut. Fot: REPRO KELUARGA

Bahkan tahun 1916, Aluh Idut berhasil masuk Verfolk School (sekolah rakyat) lima tahun dan berhasil menyelesaikannya. Selesai sekolah, Aluh Idut pun mengakhiri masa remajanya tahun 1922 setelah menikah dengan seorang pemuda bernama Utuh Kaderi yang merupakan seorang sopir angkutan.

Kelak, dalam pernikahan ini, Aluh Idut tidak memiliki keturunan dan akhirnya karena suaminya selingkuh, Aluh idut kemudian meminta cerai.

Pasangan suami istri ini masuk organisasi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) Cabang Kandangan. Aluh Idut bergabung tahun 1932 dan dia menjadi satu-satunya perempuan dari Kandangan. Sedangkan Utuh Kaderi bergabung tahun 1936. PBI inilah yang kemudian melebur menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya) tahun 1935. Aluh Idut masuk Parindra sebagai Wakil Ketua Kerukunan Putri Parindra.

Aluh Idut kemudian bergabung dengan organisasi Musyawarathuthalibin tahun 1932 sebelum tahun 1937 Musyawarathuthalibin mendirikan anak partai bagian wanita yaitu Jamiayyatunnisa. Aluh Idut menjabat sebagai ketua pengurus besar Jamiayyatunnisa yang hampir meliputi seluruh Kalsel tahun 1940. Tahun 1938 bersama dengan Saniah Rivai, Aluh Idut diutus kerukunan Putri Parindra untuk menghadiri kongres ke-2 Parindra di Bandung.

Di masa penjajahan Jepang, Aluh Idut bergabung dalam Fujinkai, organisasi tenaga perempuan yang dibenTuk oleh Jepang pada bulan Agustus 1943. Aluh Idut mengajak saudara-saudaranya bergabung pergerakan. Saat Jepang menyerah, kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Kabar ini diketahui darisurat kabar Merdeka yang dikirim Ir M Noor di dalam pasokan gula yang kemudian disimpan di rumah Aluh Idut.

Aluh Idut sejak pergerakan nasional sering mendapat penggeledahan dan penahanan dari Belanda. Setelah tahun 1946 pun, Aluh Idut yang mensuplai senjata ke pedalaman dan membuka dapur umum kerap dicurigai keterlibatannya dalam pelbagai organisasi perjuangan.

Tepat jam 11 hari Jumat bulan 11 tahun 1948 Aluh Idut ditangkap bersama menantu angkatnya bernama Lamri oleh dua orang reserse Belanda. Aluh Idut ditangkap karena ada penghianatan dari seorang pejuang yang sudah dijanjikan NICA Belanda akan mendapatkan kekayaan.

Belanda pun menyiksa Aluh Idut. Pukulan tendangan sampai disetrum dengan listrik pernah dialami Aluh Idut. Tetapi Aluh Idut masih mampu bertahan dan konsisten tidak membeberkan rahasia perjuangan.

Aluh Idut merupakan pahlawan asal Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pihak keluarga memperjuangankan agar mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News