Tentang Kompol Syarifah Salbiah, Polwan Berhati Mulia
Untuk menggapai cita-cita, banyak rintangan yang harus dihadapi Salbiah. Salah satunya penolakan orangtua. Sang Ayah dan Bunda pengin Salbiah menjadi guru. Atau bekerja di bank.
“Terus terang, dahulu orangtua tidak mau saya menjadi seorang polisi, karena orangtua saya bukan polisi, namun om saya adalah seorang polisi,” bebernya.
Dukungan datang dari abangnya. Yang pernah gagal ketika mendaftar Akademi Kepolisian (Akpol).
“Kakak saya berpesan kepada saya, jika dia tidak bisa menjadi ABRI (sekarang TNI, red), adiknya harus bisa menjadi wanita ABRI, itu jugalah yang makin memotivasi,” terang Salbiah.
Setiap harinya, sore hari sepulang sekolah, Salbiah digembleng Sang Abang. Mempersiapkan fisik menghadapi segala tes yang akan dilalui dalam tahapan seleksi Polwan. “Diajak lari sore sama kakak saya,” tukasnya.
Hingga akhirnya, berkat kerja keras dan usaha yang dilakukan ibu satu anak ini kala itu, hati kedua orangtuanya luluh. Yang awalnya tak setuju kemudian justru memberikan restunya untuk Salbiah.
Perjuangan Salbiah memang tidak mudah. Jauh sebelum mencapai cita-citanya, ia selalu memegang prinsip bahwa untuk menjadi seseorang yang besar harus memiliki kemampuan individu yang baik.
“Untuk itu sejak kecil saya juga sudah aktif, menjadi patroli keamanan yang dilatih oleh polisi, saya juga aktif di organisasi Pramuka, karate, silat, voli,” jelasnya.
Syarifah Salbiah sosok perempuan yang tak gampang menyerah, kini menjadi seorang polwan berhati mulia.
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor