Terapkan OBU, Sambung Tol Ulujami-Kebon Jeruk

Terapkan OBU, Sambung Tol Ulujami-Kebon Jeruk
Terapkan OBU, Sambung Tol Ulujami-Kebon Jeruk

jpnn.com - Sistem OBU atau On Board Unit, tidak bisa tidak. Harus sedikit dipaksa, orang bermobil di Jakarta, jika hendak melintas di tol, harus punya alat reciever yang ditempel di mobil. Di gerbang tol, sudah ada alat untuk non stop transacton, sehingga tidak perlu berhenti di gardu.


ANGGOTA Komisi VI DPR RI Ferrari Roemawi menilai, sistem OBU itu pilihan yang paling tepat. Caranya, harus dipaksa, harus tegas, hanya dengan sistem itu, pintu tol lancar dan tidak perlu petugas kasir. Potensi loose money juga makin tipis. ”Ini transaksi modern yang dilakukan di banyak negara modern. Mirip ERP (Electronic Road Pricing) di Singapura. Ini sangat efektif mencairkan macet di gerbang tol,” kata Ferrari. Lalu bagaimana cara memaksanya? ”Ya, harus disosialisasikan dengan baik, dan dikasih waktu yang cukup. Misalnya, satu tahun proses penjelasan ke pu blik, agar mereka tahu sistem baru nanti secara detail, termasuk plus minus nya. Masyarakat Jakarta itu well informed dan pro teknologi kok. Model ini jauh lebih simple,” ungkap dia. Soal biaya reciever? Itu bisa dicarikan skema yang baik dengan pelaku bisnis. Entah dengan cara apa, tetapi itu pasti bisa ditemukan, kalau terus dicari.

Selain itu, Ferrari juga menyebutkan perlu percepatan pembangunan ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2 Kebon Jeruk-Ulujami dan Kunciran-Serpong. ’’Harus ada percepatan pembangunan JORR W2. Konstruksinya kan mau dibangun 2012 awal. Kenapa tidak langsung hari ini? Karena itu itu akan sangat signifikan mengurangi beban tol dalam kota,’’ kata Ferrari. JORR W2 diketahui sepanjang 8 kilometer membentang dari Kebon Jeruk- Ulujami. Rencananya, pembangunan tol tersebut akan dibagi empat seksi. Seksi satu sepanjang 1,95 kilometer. Seksi dua 1,50 kilometer. Seksi tiga 2,35 kilometer. Dan, seksi empat, 2,07 kilometer. Menurut Ferrari, Pemerintah sudah memastikan ruas tol Kebon Jeruk-Uluja mi segera dibangun dan ditargetkan selesai pada triwulan kedua 2013. ’’Saya pernah berbicara dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU).

:TERKAIT Ruas ini sudah groundbreaking dan tidak akan menunggu pembebasan tanah seksi lainnya,’’ katanya. Dia mengaku dengan keberadaan jalan tol tersebut, masyarakat tidak perlu melewati inner ring road. ’’Dapat mengurangi beban jalan tol,’’ paparnya. Ruas JORR W2 akan tersambung dengan ruas JORR yang sudah mencapai Rorotan (Ca kung) dan JORR ruas Kebun Jeruk. Arti nya, setelah selesai nanti, maka akan menghubungkan empat ruas tol yang sudah yaitu Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Ja gorawi, Ulujami-Pondok Aren (Jakarta- Ser pong) dan Jakarta-Tangerang dan Ja lan Tol Sedyatmo (Bandara). Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk Adityawarman mengakui, lahan yang diperlukan Tol JORR W2 adalah 31 hektare.

Dari jumlah itu, 26 hektare sudah dibebaskan. ’’Tinggal sedikit lagi, masalah ada pada pembebasan lahan di mere ka (perselisihan PT Copylast dan Pemda DKI Jakarta yang masih di pengadilan),’’ kata Adit. Operator Tol JORR W2 adalah anak usaha, PT Jasa Marga Tbk (65 persen), bekerjasama dengan PT Jakarta Marga Jaya (35 persen), anak usaha BUMD DKI Jakarta (PT Jakarta Propertindo) yakni PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ). Direktur Utama PT MLJ Sonhadji Surahman di kesempatan terpisah menjelaskan, pihaknya sudah menyelesaikan pendanaan proyek ini. Desainnya tinggal membangun dan kemudian mengoperasikan. Surahman menyebut, sudah dapat pin ja man dari Bank Mandiri Rp 1,404 triliun dan sisanya Bank DKI senilai Rp150 miliar dengan Jangka waktu pinjaman 15 tahun dan masa tenggang selama empat tahun (grace period).

Saat ini, perusahaan juga telah mendapatkan pemenang lelang pelaksana kontrak yakni PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk. Ferrari juga menambahkan, meski transaksi secanggih apapun, masalah akan terseleseikan saat masuk pintu tol. Tetapi, setelah masuk ke ruas tol, tetap macet karena volume kendaraan tidak berubah. ’’Masalah pintu tol selesai, ada lagi masalah lain, begitu seterusnya,’’ kata Ferrari. Karena itu, pembatasan kendaraan yang masuk juga perlu dipikirkan dan perbaikan serta percepatan transportasi masal. Kadishub DKI Jakarta Udar Pristono tidak menolak ide Ferrari. Hanya saja, karena jalan adalah sarana transportasi publik, maka harus ada cara bayar lain, cash yang tetap dibuka, meskipun hanya satu gerbang. ”Jadi harus ada skema etoll card seperti sekarang dengan banyak bank, lalu model OBU, dan tetap manual cash.

Kalau tidak, bagaimana dengan orang yang hanya lewat saja ke tol, bukan orang Jakarta dan tidak punya kepentingan di tol lagi? Masak harus beli alat juga,” kata Udar. Selain itu, Udar menilai harus ada pembatasan kendaraan. Kalau tidak, meskipun pintu tol lancar, jalur Ulujami- Kebon Jeruk nyambung, tetap saja akan terjadi kemacetan? ”Karena ketika demand jalur ada, maka suplai mobilnya juga akan naik. Ini seperti sebuah equilibrium, dalam waktu cepat, akan penuh sesak dan macet lagi. Karena itu harus ada pembatasan mobil,” jelasnya. Tapi pembatasan tak akan efektif, tanpa penyediaan angkutan umum yang representatif, layak dan nyaman. Dia menjelaskan, Pemprov DKI terus akan mengembang kan transportasi publik yang baik. Pihaknya juga akan menambah armada Transjakarta 212 buah. Dana akan diperoleh dari APBD.

Sistem OBU atau On Board Unit, tidak bisa tidak. Harus sedikit dipaksa, orang bermobil di Jakarta, jika hendak melintas di tol, harus punya alat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News